Baru-baru ini, trending di media sosial tentang istilah quiet quitting. Kata ini sendiri memiliki maksut penolakan terhadap sistem kerja yang melebihi tanggung jawab mereka sehingga akan mengganggu kehidupan pribadi. Umunya, quiet quitting dilakukan oleh karyawan yang memiliki intensitas pekerjaan yang tinggi sehingga tidak memiliki waktu untuk hal-hal lain di luar pekerjaan mereka. Bahkan, mereka dapat kehilangan kehidupan pribadinya karena harus terus menerus memikirkan pekerjaannya. Berikut 4 tanda seseorang tengah melakukan quiet quitting!
1. Menolak bekerja lembur dan berlebihan
Tanda pertama orang yang melakukan quiet quitting adalah penolakan terhadap pekerjaan secara berlebihan apalagi lembur. Bagi dia, pekerjaannya hanya akan berhenti ketika jam kerjanya sudah habis. Dia tidak akan mau membalas atau membahas hal-hal yang berkaitan dengan kantor di luar jam kerja dan selalu pulang tepat pada waktunya.
2. Tidak ingin terlibat dalam urusan kantor
Orang yang melakukan quiet quitting tidak mau terikat pada tempatnya bekerja atau pekerjaannya. Baginya, bekerja adalah mengerjakan tanggungjawabnya saja. Dia tidak akan mau mengikuti kegiatan kantor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu, dia tidak memiliki gairah untuk melakukan inovasi-inovasi baru pada pekerjaanya.
3. Malas melakukan sosialisasi di kantor
Bagi orang yang melakukan quiet quitting, kantor hanyalah tempatnya bekerja dan mencari uang. Jadi dia enggan untuk akrab atau beramah tamah dengan rekan-rekan kerja lainnya. Hubungan yang dia bangun di kantor hanyalah hubungan professional antar karyawan atau pekerja. Sementara itu, hubungan pertemanan yang sebenarnya dia bangun dengan orang lain di luar lingkungan kerja.
4. Tidak tertarik dengan promosi jabatan atau jenjang karir
Tanda terakhir dari orang yang melakukan quiet quitting adalah tidak adanya ketertarikan dirinya dengan pekerjaannya. Dia hanya sebatas kerja dan tidak memiliki ambisi untuk menjadi lebih berkembang dalam bidang tersebut. Dia tidak memiliki keinginan untuk naik jabatan ataupun meningkatkan karirnya.
Itulah 4 tanda orang yang melakukan quiet quitting. Tren quiet quitting ini memiliki efek positif dan negatif sekaligus, di mana jika tidak dapat mengimbanginya akan membuat seseorang menjadi stuck. Karena itu, pandai-pandailah menyeimbangkan diri antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi agar keduanya sama-sama berjalan dan berkembang menjadi lebih baik lagi.
Baca Juga
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Daily Look Cozy Chic ala Jang Ki Yong, Bikin OOTD Jadi Lebih Stylish!
-
4 Sunscreen Oil Control Harga Murah Rp50 Ribuan, Bikin Wajah Matte Seharian
-
Gaya Macho ala Bae Nara: Sontek 4 Ide Clean OOTD yang Simpel Ini!
-
Bukan Kaleng-Kaleng! 5 Laptop 7-10 Jutaan Paling Worth It Tahun Ini
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!