Pernahkah kamu berada di antara dua pilihan: mengikuti kata hati atau menjalani jalan yang tak kau pilih, namun katanya halal? Novel Mengejar Cinta Halal karya Prima Mutiara mencoba menjawab dilema itu lewat kisah sederhana, namun penuh makna.
Buku ini menyajikan perjalanan emosional dua insan muda dalam membingkai cinta lewat kaca mata agama. Tak sekadar tentang perasaan, tapi tentang bagaimana cara mencintai tanpa melanggar batas. Bukan cinta yang membakar, melainkan cinta yang menenangkan.
Kisah Dua Jiwa yang Dipaksa Bertemu
Bintang Kejora adalah mahasiswi psikologi semester akhir yang apa adanya. Ia ceroboh, manja, dan cenderung kekanak-kanakan. Sementara itu, Aidan Fathoni adalah seorang motivator muda sekaligus penyanyi yang telah mantap dengan prinsip hijrahnya. Dunia mereka berbeda—dan mereka pun tidak saling mencintai.
Namun, perjodohan yang diatur keluarga mempertemukan mereka dalam situasi yang tak ideal. Di sinilah konflik utama dimulai: bagaimana dua orang yang tidak saling mencintai bisa hidup bersama dalam ikatan pernikahan yang sah secara agama?
Bintang terpaksa menerima, Aidan memilih tunduk demi menjaga kehormatan. Meski hatinya sudah tertambat pada wanita lain, Aidan berusaha untuk menerima Bintang sebagai amanah. Sementara Bintang belajar untuk mencintai sosok asing yang menjadi suaminya.
Lebih dari Sekadar Cinta
Yang membuat Mengejar Cinta Halal berbeda dari novel percintaan pada umumnya adalah pendekatan spiritual yang kuat. Di balik kisah perjodohan dan ketegangan batin para tokohnya, ada banyak nilai religius yang diselipkan dengan lembut: tentang ikhlas, tentang taat, dan tentang bagaimana cinta bisa menjadi jalan menuju Allah, bukan sekadar sesama manusia.
Prima Mutiara menulis dengan gaya yang ringan dan mengalir. Dialog-dialognya terasa hidup, dan emosi para tokoh tergambar jelas. Bintang dan Aidan bukan karakter sempurna—justru karena ketidaksempurnaan itulah mereka terasa dekat dengan pembaca.
Meski ada beberapa bagian yang terasa klise (seperti tema perjodohan yang sudah sering diangkat dalam novel religi), Prima berhasil menyegarkan topik tersebut dengan sudut pandang yang lebih kontemporer. Terutama dalam menggambarkan proses hijrah Bintang yang pelan-pelan, tidak langsung sempurna, dan penuh perjuangan.
Cocok untuk Pembaca yang Sedang Hijrah
Novel ini sangat relevan untuk pembaca remaja hingga dewasa muda yang sedang dalam proses memperbaiki diri atau mencari makna cinta yang tidak sekadar “berdua”, tapi juga “bersama menuju surga”. Ia juga cocok untuk siapa saja yang pernah merasa bahwa cinta yang halal itu tidak selalu mudah, tapi layak diperjuangkan.
Bukan hanya Bintang yang berubah. Aidan pun belajar, bahwa cinta yang awalnya dipaksakan bisa tumbuh ketika dijaga dengan keikhlasan dan rasa takut kepada Tuhan. Ending-nya cukup realistis, tidak semua luka sembuh, tapi semua orang tumbuh.
Kesimpulan
Mengejar Cinta Halal bukan hanya kisah tentang dua orang yang dipaksa menikah. Ia adalah refleksi tentang bagaimana cinta bisa datang dari arah yang tak terduga, bagaimana perasaan tidak selalu menjadi penentu, dan bagaimana jalan menuju kebaikan kadang harus ditempuh dalam keadaan tak nyaman.
Dengan gaya bahasa yang sederhana, karakter yang kuat, dan pesan moral yang menyentuh, novel ini layak jadi teman bagi siapa pun yang ingin mencintai dengan cara yang lebih benar—dan lebih tenang.
Kalau kamu sedang berada di titik bingung soal cinta, atau pernah merasa hubungan halal tak seindah yang dibayangkan, mungkin buku ini bisa menjawab sedikit kegundahan itu. Karena ternyata, mengejar cinta halal bukan sekadar soal rasa, tapi soal jalan menuju ridha-Nya.
Baca Juga
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Novel Luka Perempuan Asap: Cerita tentang Perempuan dan Alam yang Tersakiti
-
Dear Future Husband: Perjalanan Nadia dan Rahasia di Balik Sebuah Boneka
-
Honeymoon Express: Cinta yang Akhirnya Menemukan Tujuannya
Artikel Terkait
-
Menilik Dakwah dalam Balutan Fiksi Religi di Novel Harapan di Atas Sajadah
-
Ulasan Novel Akad: Romansa Pesantren yang Manis, Kocak, dan Sarat Makna
-
Novel Baswedan Sebut Kasus Hasto Jelas Suap, Sementara Tom Lembong Tak Punya Niat Jahat
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
Membeli Buku karena Covernya: Antara Gaya Hidup dan Kebiasaan Membaca
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!