Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rusdi Ngarpan
Ilustrasi Guru (pexels.com/ @Andrea Piacquadio)

Guru adalah orang yang seharusnya digugu dan ditiru. Digugu (dipercaya) dan ditiru (diteladani) tidak hanya di dalam kelas dan lingkungan sekolah. Guru juga jadi teladan di lingkungan masyarakat. Pekerjaan guru melekat setiap saat dan setiap waktu. Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.

Berdasarkan hal tersebut guru adalah teladan dan jadi contoh bagi siswa. Namun, ternyata ada beberapa oknum guru yang berperilaku tidak baik. Beberapa perilaku buruk guru yang seolah menjadi kebiasaan, berhasil penulis rangkum. Berikut 5 kebiasaan guru yang buruk dan tidak layak untuk ditiru.

1. Sering telat

Kebiasaan buruk guru yang harus dihindari saat di sekolah ialah sering telat. Jika kita memperhatikan kebiasaan sering telat ini seolah sudah menjadi menu wajib. Saat bel berbunyi, guru akan menuju kelas dan ada yang masih berbicara dengan temannya. Ketika sampai di kelas, guru sering telat beberapa menit. Ini sebenarnya tidak baik sebab merugikan anak didik. Apalagi jika kelasnya agak jauh dari ruang guru. Atau mungkin rumah guru jauh dari sekolah.

2. Merokok di sekolah

Merokok itu sebuah kebiasaan kurang sehat, terlebih dilakukan di lingkungan sekolah. Tapi tidak masalah jika dilakukan di area yang jauh dari anak-anak. Namun, mereka yang berprofesi sebagai guru dan memiliki kebiasaan merokok haruslah tahu kapan dan di mana harus merokok. Kebanyakan guru merokok di sekolah. Bahkan ada yang di dalam kelas. Jelas ini sesuatu buruk dan perlu dihindari oleh guru yang perokok.

3. Berpakaian tidak rapi

Perilaku ketiga yaitu berpakaian tidak rapi. Berpakaian rapi harus dilakukan oleh guru. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya. Bagaimana jika ia berpakaian asal-asalan dan tidak rapi? Jelas harga diri dan martabat guru turun. Untuk itulah berpakaian rapi wajib bagi guru.

4. Suka memberi PR dan tidak membahasnya

Kebiasaan memberi PR itu sesuatu yang baik. Namun, kadang guru tidak membahasnya. Inilah yang menjadikan anak-anak justru malas mengerjakan tugas guru. Jika guru membahas tugas yang diberikan, siswa akan senang dan mau mengerjakan tugas atau PR lagi.

Jika tidak pernah dibahas, kita sebagai orang tua saat menanyakan PR, anak kita akan menjawab PR dkerjakan juga tidak dibahas untuk apa dikerjakan. Jika sudah seperti itu, susah kita menegakkan harga diri dan kepercayaan anak pada guru.

5. Bermain HP atau bersosial media saat mengajar

Jaman sekarang guru bersosial media itu sudah biasa. Namun, jika dilakukan saat mengajar, ini yang tidak baik dilakukan. Sebagai guru seharusnya saat mengajar perlu menjauhkan HP saat mengajar jika tidak diperlukan. Jaika ingin bersosmed, bisa dilakukan saat jam istirahat dan tidak sedang mengajar.

Demikian 5 kebiasaan guru yang sebaiknya dihindari saat berada di lingkungan atau mengajar di sekolah. Semoga kebiasaan buruk tersebut bisa ditinggalkan guru dan pendidikan Indonesia semakin maju.

Rusdi Ngarpan