Hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin. Pesan tersebut sering kita dengar sejak kecil. Maksudnya, kita ditekankan agar selalu berhemat agar bisa kaya serta menghindari pemborosan agar tidak jatuh miskin. Konsep yang sederhana namun sering kali penerapannya tidak mudah.
Setiap orang tentu ingin hemat agar uangnya tidak terbuang sia-sia. Namun, tidak semua bisa melakukannya. Sering kali ada hal-hal yang membuat kita tidak bisa menahan pengeluaran.
Misalnya kebutuhan yang tidak terduga seperti sakit, motor rusak, dan lain sebagainya. Belum lagi soal keinginan yang sering muncul, ingin beli ini-itu padahal budget pas-pasan. Oleh karena itu, tidak jarang kita justru menjadi boros.
Kemudian setelah uang kita habis, barulah kita menyesali keborosan kita dan bertekad untuk berhemat. Namun ketika sudah banyak uang lagi, kita kembali boros. Untuk itu, kita perlu mencegah adanya pemborosan.
Berikut ini ada beberapa tips menghindari pemborosan. Simak baik-baik, ya!
1. Buat Perencanaan Keuangan
Kita harus membuat perencanaan keuangan. Hal ini adalah dasar yang harus dilakukan agar keuangan kita terjaga. Kita harus memperhatikan berapa besar pemasukan yang kita dapat, lalu tentukan pengeluarannya untuk apa saja.
Dengan begitu, maka kita dapat mengatur pengeluaran kita hanya untuk hal yang sudah direncanakan saja. Hal ini bisa mengurangi risiko pemborosan dari pengeluaran yang tidak penting.
2. Menulis Semua Pengeluaran
Selain membiat perencanaan di awal, kita juga harus disiplin menerapkannya. Salah satunya adalah dengan menulis semua pengeluaran kita secara rutin. Hal ini agar kita bisa sadar jika pengeluaran kita sudah terlalu banyak sehingga perlu ditahan.
3. Sisihkan Uang untuk Dana Darurat
Ketika memiliki uang, sisihkan sebagian uang kita untuk dana darurat. Hal ini karena kita tidak tahu kebutuhan apa yang akan tiba-tiba harus kita penuhi.
Dana darurat ini tidak boleh kita gunakan untuk keperluan yang tidak penting. Sehingga kita bisa terhindar dari menggunakan uang tersebut untuk foya-foya.
4. Hindari Lingkungan yang Suka Foya-Foya
Lingkungan juga sangat mempengaruhi pola konsumsi kita. Jika lingkungan kita banyak orang hedon yang suka foya-foya, maka kita juga akan terbawa kebiasaannya dan menjadi boros. Oleh sebab itu lebih baik sesuaikan circle pertemanan kita dengan kemampuan finansial kita.
5. Mulai Berinvestasi
Selain untuk dana darurat, kita juga perlu menyisihkan uang kita untuk berinvestasi. Tidak harus dalam jumlah besar, kita bisa berinvestasi sedikit demi sedikit sesuai kemampuan kita. Hal ini agar uang kita tidak terbuang sia-sia dan menjadi lebih bermanfaat untuk kemudian hari.
Demikian 5 tips yang bisa kita lakukan agar bisa terhindar dari pemborosan. Selamat mencoba!
Baca Juga
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
-
Mau Tajir Mendadak? Ini 5 Bisnis Ramadan yang Selalu Laris Manis!
-
5 Strategi Keuangan di Bulan Ramadan yang Harus Kamu Kuasai
Artikel Terkait
-
Pembaruan iOS 18.4 Sebabkan Masalah Baterai Bocor, Pemilik iPhone Mengamuk
-
Tips Kelola THR Biar Nggak Boncos Waktu Lebaran
-
Nexus Luncurkan Unit Bisnis Baru, Fokus Keberlanjutan dan Perencanaan Keuangan
-
Perencanaan Keuangan Khusus Wanita: Raih Kebebasan Finansial di Setiap Tahap Kehidupan
-
Pesona Moge Irit yang Kalahkan Honda BeAT, Seliter Tembus 80 Km
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
5 Tips Membaca Buku ala Raim Laode agar Lebih Mudah Paham
-
Tertarik Belajar Bahasa Korea? Cek Dulu Langkah Awal Ini
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
Terkini
-
Marc Klok Sebut Duel Lawan Bali United Bak Laga Final, Bobotoh Jadi Penguat
-
Review Sinners: Bukan Film Soal Vampir Doang
-
Raih Nobel Sastra 2024, Han Kang Siap Rilis Buku Baru 'Light and Thread'
-
Produksi Serial Prekuel Pacific Rim Dilanjutkan dan Tayang di Prime Video
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan