Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Syifa Fauzia
ilustrasi mengumpulkan uang receh (Pexels.com/Joslyn Pickens)

Hidup merantau, sendiri, dan jauh dari keluarga bukanlah perkara mudah. Banyak perjuangan yang harus di lakukan demi bertahan hidup. Tantangan demi tantangan seolah tidak ada habisnya bagi anak kos, Meski begitu, bagi kita yang telah melalui masa-masa perjuangan sebagai anak rantau akan menjadi suatu kenangan khas yang tak terlupakan dalam hidup kita.

Beberapa perjuangan hidup yang hanya dialami anak kos, yaitu: 

1. Sarapan digabung dengan makan siang

Hayo, ngaku, Siapa yang masih sering menyatukan waktu sarapan dan makan siang? Kadang kebiasaan ini masih sering kebawa sampai sekarang, apa lagi kalau deadline numpuk. Kalau dulu menggabungkan waktu sarapan dan makan siang sebagai alasan untuk menghemat, sekarang lebih karena tidak sempat sarapan. 

2. Mengumpulkan uang recehan 

Mengumpulkan uang koin sisa kembalian merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan anak kos untuk menabung. Uang receh yang terkumpul akan sangat berguna sekali saat akhir bulan. 

3. Mengisi botol sampo atau sabun dengan air

Sisa sampo dan sabun yang sudah ditambah air masih bisa di pakai untuk beberapa hari lagi lho. Sehingga, menunda waktu pembelian dan juga lebih hemat tentunya. Tak luput juga, pasta gigi yang selalu digulung ketika akan mulai habis isinya hingga tidak ada lagi yang tersisa. 

4. Makan mie instan pakai nasi

Nah ini, sudah makan sarapan dan makan siang di satukan, menunya mie instan yang di makan pakai nasi pula. Sungguh perjuangan yang tidak terlupakan. Makan yang penting kenyang, sudah menjadi moto hidup anak kos sehari-hari. Bahkan ada juga yang memilih makan hanya dengan kerupuk dan kecap manis sebagai lauknya. 

Meski tidak mudah hidup jauh dari keluarga dan sendirian di kota asing, tapi perjuangan-perjuangan itulah yang mendewasakan kita. Sehingga kita menjadi sosok yang seperti sekarang ini. Untuk kamu yang sekarang sedang menjalani kehidupan kos, ingat, diri kita merupakan tanggung jawab kita, bukan orang lain. Jadi, belajarlah bijak dalam setiap pengambilan keputusan agar terhindar dari risiko buruk yang bisa menimpa kita. Semoga bermanfaat. 

Syifa Fauzia