Dari banyaknya definisi resesi ekonomi, secara sederhana bisa kita artikan sebagai suatu kondisi d imana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Hal ini tentu membawa kekhawatiran tersendiri bagi kita, apalagi yang kondisi ekonominya belum pulih 100% setelah pandemi. Tentu, khawatir itu hal yang wajar, namun bukan berarti kita boleh panik. Untuk mengurangi kekhawatiran tersebut, ada 3 langkah yang dapat kita lakukan, yaitu:
1. Miliki dana darurat yang cukup
Memiliki dana darurat akan sangat berguna ketika kita tiba-tiba mengalami kejadian buruk yang tidak terprediksi sebelumnya. Seperti terkena PHK, ada salah satu anggota keluarga yang sakit, atau tiba-tiba kendaraan kita harus masuk bengkel. Ingat, simpan dana darurat kita ke dalam aset yang mudah dicairkan sewaktu-waktu kita membutuhkannya.
2. Kurangin hutang konsumtif
Dampak dari resesi yang mungkin terjadi adalah kenaikan harga dan suku bunga, meskipun setiap negara bisa berbeda situasinya. Jika memang begitu, maka dampak yang terjadi pada kita ialah, jumlah anggaran kita yang tentunya ikut naik. Untuk yang masih memiliki cicilan di bank, silahkan dipertimbangkan kembali apakah masih mampu untuk membayar atau tidak? Atur ulang strategi untuk menyiasati hutang tersebut.
3. Ubah kebiasaan belanja kita
Bagaimanapun kondisi keuangan kita saat ini, tidak ada salahya kita evaluasi kembali pola belanja kita. Apakah tergolong masih sehat atau sudah mengarah ke perilaku impulsif. Jika dirasa harus melakukan penghematan, maka kita bisa membiasakan diri berhemat mulai dari sekarang. Atur ulang budgetting harian atau bulanan kita, usahakan kita disiplin dalam penerapannya. Jangan sampai ada "bocor halus" yang menyebabkan keuangan kita menjadi kacau.
Satu prinsip yang harus kita pegang kuat-kuat, yaitu penghasilan harus lebih besar daripada pengeluaran kita agar hidup kita terasa lebih nyaman. Hidup dalam ketidakpastian rasanya memang menantang dan harusnya cukup membuat kita waspada. Maka setelah 3 langkah finansial di atas telah kita lakukan, kemudian kita perlu yakin dapat melalui tantang kali ini dan bersyukur dengan semua jenis rezeki yang telah Tuhan berikan pada kita.
Baca Juga
-
Hari Buruh Internasional: Seruan Perubahan untuk Dunia Kerja
-
Buka Kembali Kenangan Lama Lewat Google Maps dan Earth
-
Belajar Jadi Seru: 7 Cara Pilih Aplikasi AI yang Cocok untuk Anak
-
Chatbot vs Agen AI: Kenali Perbedaannya sebelum Memilih
-
Tren Masa Depan AI Action Figure: Mainan dengan Kecerdasan Buatan
Artikel Terkait
-
Nagita Slavina Ngamuk Raffi Ahmad Diam-Diam Ambil Uangnya: Kamu Kerja Buat Siapa?
-
Viral Uang Pensiunan Guru di Koperasi 'Hilang', Pemkot Bandarlampung Turun Tangan
-
Sempat Dijanjikan Imbalan Rp 1 M oleh Ferdy Sambo, Pengacara Bharada E Bantah Kliennya Terima Uang
-
5 Hal yang Bisa Membuat Kita Bahagia Menurut Sains, Perlakukan Uang?
-
Harga Minyak Dunia Masih Fluktuatif, Resesi Ekonomi Jadi Ancaman
Lifestyle
-
4 Pelembab dengan Ekstrak Semangka untuk Rahasia Kulit Kenyal dan Cerah
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
Effortless Abis! Intip 4 OOTD Kasual Kece ala Huening Bahiyyih Kep1er
-
4 Serum Mandelic Acid Eksfoliasi Kulit Kasar dengan Lembut Tanpa Iritasi
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Liga Italia Serie A: Saat Eks MU dan Kiper Termahal Asia Kalah Kualitas dari Emil Audero
-
Emil Audero, Liga Italia Serie A dan Perjodohan Dirinya dengan Tim-Tim Medioker
-
Politisi, Komedian, Kepala Keluarga: Tiga Peran Eko Patrio di Tengah Krisis
-
Lapangan Kecil, Jangkauan Besar: Futsal di Dunia Digital