Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Syifa Fauzia
ilustrasi tidak bekerja (Pexels.com/Ron Lach)

Hidup memang hanya satu kali, dan kita semua tentu mengharapkan perjalanan hidup yang menyenangkan. Rasanya sayang sekali jika hidup yang hanya satu kali ini tidak kita gunakan untuk melakukan pekerjaan yang kita sukai. Ketika suami mulai atau bahkan sudah jenuh dengan pekerjaannya sekarang, tidak heran jika terbesit dalam pikirannya untuk resign dari kantor dan memulai usaha baru dengan harapan dapat hidup yang lebih baik. 

Sehingga, sebagai istri kita harus bersiap untuk menanggapi keputusan tersebut. Apakah kita kan mendukungnya, atau memberi saran lain yang dirasa lebih baik untuk keadaan saat ini. Untuk itu, ada hal-hal yang harus kamu sadari sebelum kamu mendukung keputusan suami untuk resign dari pekerjaannya. 

1. Membangun bisnis tidak selalu menguntungkan

Membuka usaha bukanlah sesuatu yang dapat direncanakan dengan gegabah, meski terlihat sepele. Akan ada banyak kejadian-kejadian tak terduga yang tidak bisa dihindari saat awal membangun sebuah usaha, seperti kesalahan teknis yang dapat memicu kerugian. Semua orang yang sukses dalam berbisnis tentu pernah mengalami kerugian, dan kamu atau suami harus siap akan risiko tersebut. 

2. Bisnis butuh modal untuk membangun dan mengelolanya

Memang, ada beberapa jenis bisnis yang bisa kita mulai tanpa harus mengeluarkan modal. Tapi seberapa cepat pertumbuhan bisnis tersebut? Karena bisnis yang bertumbuh, pasti membutuhkan biaya untuk mendukung pertumbuhan tersebut. Misalnya, biaya bahan baku produksi atau biaya pemasaran. Nah, untuk itu harus dipikirkan mau menggunakan uang apa untuk mendukung kemajuan bisnis yang baru saja kamu atau suami rintis. 

3. Skill dan jam terbang mempengaruhi usia bisnis

Tidak dapat dipungkiri, dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis pasti membutuhkan skill yang harus dipelajari oleh owner atau orang-orang yang terlibat dalam sebuah bisnis. Sebab tanpa adanya skill atau pengalaman yang cukup, bisnis akan kesulitan untuk beradaptasi dengan pesaing-pesaingnya. Sehingga akan memicu kebangkrutan jika tidak segera diatasi. 

Sadari, bahwa di setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Maka kita perlu banyak-banyak mempertimbangkan kembali tentang keputusan resign tersebut. Jika memang resign merupakan keputusan yang terbaik, maka sebaiknya kamu dan suami menyiapkan dana khusus yang dapat digunakan sewaktu-waktu ketika kondisi usaha sedang tidak baik. Semoga bermanfaat.  

Video yang mungkin Anda lewatkan.

Syifa Fauzia