Umumnya istilah toksik menyangkut hubungan asmara. Tapi, dalam dunia nyata selama menyangkut interaksi manusia dengan manusia lain, maka selalu ada potensi toksik, lho. Salah satunya hubungan pertemanan.
Teman yang sering mengkritik, menjelek-jelekkanmu di belakang, tak pernah ada ketika kamu kesulitan, tapi sebaliknya selalu kamu yang direpotkan, adalah beberapa contoh perilaku teman toksik. Sayangnya, ada sebagian orang yang mempertahankan pertemanan toksik dengan alasan keliru, seperti yang akan diulas berikut ini.
1. Takut nantinya tidak punya teman
Sebagai makhluk sosial berinteraksi dengan orang lain memang sudah jadi kebutuhan. Bila kebutuhan ini gak dipenuhi, rentan terjadi kesepian dan dapat mengurangi kebahagiaan. Itulah kenapa orang introvert sekalipun tetap butuh teman.
Kebutuhan akan teman inilah yang kerap melandasi seseorang bertahan dengan teman toksik. Takut nantinya gak punya teman, akhirnya tetap bersama dengan teman-teman yang gak baik.
Ada baiknya pemikiran ini dihilangkan. Bila kamu gak mencoba untuk lepas dari mereka yang toksik dan berusaha mencari teman-teman baru, gimana kamu tahu kalau usahamu mencari teman yang baik gak akan berhasil?
2. Merasa bersalah kalau tak lagi berteman dengan mereka
Alasan selanjutnya kenapa seseorang bertahan dengan teman toksik, yaitu ada perasaan bersalah bila harus menjaga jarak atau sampai memutuskan hubungan dengan mereka. Khawatir dibilang jahat. Padahal, selama ini merekalah yang sudah jahat dengan berbagai perilaku buruknya.
Perlu diketahui, setiap orang berhak memilih jalan hidupnya masing-masing, lho. Jika sekiranya berteman dengan mereka bikin kamu menderita dan jadi sumber stres, maka kamu berhak untuk memutuskan hubungan. Jika sekiranya nanti dibilang jahat, ya sudah biarkan saja.
3. Berharap ada perubahan
Memiliki harapan agar temanmu bisa berubah memang baik. Ini bentuk kepedulian dan perhatianmu pada mereka. Hanya saja, kamu perlu memberi tenggat waktu terhadap sikap buruknya.
Kalau memang sudah bertahun-tahun tak kunjung berubah, selalu kamu dijadikan korban perilaku buruk mereka, maka sudah saatnya bersikap tegas terhadap diri sendiri untuk berpisah dari pertemanan yang gak sehat. Ingat, lho, kamu gak bisa mengubah seseorang yang gak mau mengubah dirinya sendiri.
Semoga uraian tadi bisa memberimu bahan untuk dipertimbangkan bila ingin tetap mempertahankan pertemanan toksik. Kebahagiaanmu itu penting, lho.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Tag
Baca Juga
-
Episode 2 'Love Your Enemy': Rating Melonjak, Cinta & Rivalitas Makin Seru!
-
Anak Sering Berbohong? 4 Hal yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mengatasinya
-
4 Alasan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja Sangat Penting
-
4 Jenis Makanan Terbaik untuk Program Hamil, Perhatikan Kata Pakar!
-
4 Kualitas Ini Sering Dimiliki oleh Mereka yang Jago Jualan, Pelajari!
Artikel Terkait
-
Roblox Bukan Sekadar Game: Tempat Gen Z dan Alpha Nongkrong, Sampai Bikin Dunia Sendiri!
-
Dihantam Isu Panas DPR RI, Melly Goeslaw Ikhlas Ditinggal Teman: Ini Risiko yang Harus Saya Jalani
-
7 Arti Mimpi Bertemu Teman Sekolah yang Banyak Dipercaya Orang
-
Teman UGM Jokowi Bicara Ijazah: Saya Enggak Bisa Tinggal Diam
-
Futsal: Arena Seru Buat Gaul, Sehat, dan Kompak Bareng Teman
Lifestyle
-
4 Toner Kakao Kaya Antioksidan untuk Jaga Elastisitas Kulit dan Cegah Kerutan
-
4 InspoDaily OutfitEffortlessYunho ATEEZBuat Tampil Modis Tanpa Ribet!
-
4 Inspirasi Fashion Chiquita BABYMONSTER, Tampil Modis di Setiap Aktivitas!
-
Budaya Cagongjok di Korea, Another Level dari Fenomena Rojali Rohana?
-
Intip 4 Gaya Kasual Chic ala Kim Young Dae, Cocok Buat Daily Look!
Terkini
-
Akhirnya, Gerald Vanenburg Setuju dengan STY Terkait Masalah Timnas U-23 yang Satu Ini! Sadar?
-
Rumah Ludes Dijarah, Eko Patrio Kini Ngontrak dan Bantah Kabur ke Luar Negeri
-
Profil Komjen Dedi Prasetyo: Jenderal Profesor Calon Kuat Kapolri Pilihan Prabowo?
-
Dengar Keluhan Pengungsi Banjir Bali, Gibran Tegaskan Rumah dan Fasum Rusak Akan Dibangun Ulang
-
Vanenburg Out? 2 Alasan Krusial PSSI Harus Evaluasi Pelatih Timnas Indonesia U-23!