Akibat berita kekerasan yang dialami salah satu artis ternama, isu KDRT baru-baru ini jadi begitu populer. Gak sedikit yang merasa heran kenapa sudah jelas-jelas disakiti tapi masih juga mau memaafkan dan balik lagi ke pasangan yang abusive.
Nah, biar gak penasaran lagi, berikut akan diulas beberapa alasan korban kekerasan tetap memaafkan pasangan abusive. Mari kita simak lebih jauh.
1. Masih berharap dia akan berubah
Faktor inilah yang kerap jadi alasan kenapa korban kekerasan susah sekali untuk bersikap tegas ke diri sendiri dan memutuskan berpisah. Masih ada harapan bahwa pasangan yang abusive tersebut akan berubah. Bukankah katanya cinta itu harus senantiasa bersama dalam suka dan duka?
Berharap memang sah-sah saja. Akan tetapi, mesti dilihat dulu dari tindakannya, apakah masih termasuk layak untuk mendapatkan kesempatan kedua atau enggak. Kalau aksi kekerasan itu sudah berulang kali terjadi, maka tandanya ia tak ada niat kuat untuk berubah.
2. Khawatir dikomentari negatif
Alasan selanjutnya kenapa banyak korban kekerasan kembali ke pasangan abusive, adalah khawatir jika pisah akan mendapat komentar negatif. Harus diakui, banyak masyarakat yang masih menganggap tindak kekerasan dalam rumah tangga sebagai hal biasa, dan salah satu bumbu rumah tangga. Padahal, tindakan tersebut bisa dikategorikan dalam tindakan kriminal.
Pemakluman inilah yang kerap bikin korban yang selalu memberi kesempatan pada pasangan abusive dianggap kuat atau hebat. Sebaliknya, korban yang memilih berpisah dianggap gampang menyerah atau komentar negatif lainnya.
3. Korban merasa bersalah
Salah satu ciri pasangan toksik, yaitu sering melakukan gaslighting pada korbannya. Pasangan yang sejatinya korban malah merasa bersalah sehingga layak untuk diperlakukan dengan buruk.
Sebagai contoh, korban yang mendapat kekerasan fisik disalahkan akibat perbuatannya sehingga si pelaku sampai kehilangan kendali. Hal inilah yang sering kali bikin korban gak sadar bahwa dirinya itu adalah korban, bukan pihak yang bersalah.
Tindak kekerasan tidaklah dibenarkan, baik itu dilakukan oleh pihak lelaki ke perempuan, atau sebaliknya. Maka dari itu, dibutuhkan kesadaran kita semua bahwa tindakan KDRT bukan hal yang patut dianggap sepele.
Bila ini sudah tertanam di benak mayoritas masyarakat, setidaknya bisa memberi angin segar bagi korban kekerasan untuk bisa bersikap tegas dengan tidak memberi kesempatan pada pelaku.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Baca Juga
-
Nantikan! Ji Seung Hyun dan Jung Hye Sung Siap Menghibur di Film Aksi Komedi Baru
-
Tony Todd, Aktor Ikonik Candyman, Tutup Usia di 69 Tahun
-
Sering Mengalami Perut Kembung? Redakan dengan 3 Hal Ini
-
4 Sinyal Kuat Waktunya Kamu Resign dari Pekerjaan, Underpaid!
-
5 Hal Terlarang saat Menggunakan Komputer Kantor, Awas Bisa Dipecat!
Artikel Terkait
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
-
Isi Chat WhatsApp Vanessa Nabila Bikin Heboh, Ada Dugaan Kekerasan oleh Ahmad Luthfi?
-
Tragedi Deli Serdang: Saat Kepercayaan Publik Terhadap TNI Justru Dibalas Kekerasan
-
Ulasan Buku Karya Rebecca Hagelin: Tips Melindungi Anak dari Konten Negatif
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino