Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Dea Pristotia
Ilustrasi ibu dan anak [Pexels/Jonas Mohamadi]

Pernahkah kalian mendengar istilah gentle parenting? Sebenarnya secara singkat, gentle parenting berarti pola pengasuhan yang mengutamakan kelembutan. Dibandingkan dengan tipe reward-punishment atau controlling, gentle parenting fokus ke pendekatan yang lebih lembut sama seperti namanya.

Pengertian Gentle Parenting

Melansir dari Parenting  Indonesia, Senin (27/2/2023) gentle parenting adalah pengasuhan yang menekankan cinta kasih dan kelembutan orang tua untuk memahami perasaan anak dan mengutamakan kemauan serta pilihan anak, bukan semata karena tuntutan yang dibuat oleh orang tua.

BACA JUGA: Jangan Sampai Tertipu! Ini 5 Tips Belanja Online agar Aman dan Gak Kecewa

Gentle parenting dianggap mampu mengembangkan kesejahteraan emosional anak. Gentle parenting juga dinilai bermanfaat untuk membesarkan anak-anak yang bahagia, mandiri, dan percaya diri.

Pola Pengajaran dalam gentle parenting

Merilis dari Rilliv, Senin (27/2/2023) bahwa dalam gentle parenting terdapat empat pola pengajaran yang diterapkan yaitu, empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan.

1. Empati

Ini merupakan situasi ketika orangtua memvalidasi perasaan anak dan memahami kebutuhan emosionalnya. Orang tua harus memposisikan diri sebagai seseorang yang memahami anak seperti mengatakan, "Bunda tahu kamu merasa sedih karena tidak jadi pergi. Bagaimana kalau kita membuat panekuk kesukaan kakak?". Tawarkan sesuatu yang membuatnya bahagia, alih-alih mengancamnya untuk tidak bersedih atau menangis.

2. Rasa Hormat

Orang tua yang jadi role model, menghormati sesama, dan respect dengan pilihan-pilihan kecil si anak. Konsepnya orang tua tidak boleh memaksa anak. Ketika anak menginginkan sesuatu hargai pilihan tersebut, tapi pastikan anak bertanggung jawab atas pilihannya. Orang tua dapat mengatakan, "Kakak lebih mau ayam dibanding ikan? Oke, dimakan, ya!".

BACA JUGA: Sudah Siap? Simak 3 Hal yang Membolehkan Kamu Resign dari Pekerjaan

3. Pengertian

Orang tua memberikan alasan yang bisa membuat anak mengerti. Tidak hanya melarang dengan ancaman atau hukuman. Jelaskan sebab akibat jika anak melakukan hal tersebut. Jelaskan juga mengapa orang tua melarangnya. Orang tua dapat menjelaskan, "Kakak tidak boleh loncat loncat di kursi karena kursi memang untuk duduk. Bunda juga sebenarnya khawatir kalau kakak loncat bisa jadi kakak jatuh dari kursi dan itu sakit,".

4. Batasan

Dalam bagian ini orang tua mengajarkan batasan agar anak merasa nyaman, disiplin, dan paham tentang kemauan dirinya sendiri. Orang tua dapat memberi tahu apa yang boleh dan tidak boleh anak lakukan. Serta lebih mengutamakan keinginannya secara sadar. Seperti meminta izin untuk memeluk atau menciumnya.

Katakanlah, "Bolehkah bunda meminta peluk dari kakak?" alih-alih mengatakan, "Peluk bunda dong". Kalaupun anak tidak mau ya tidak apa-apa, bukan mereka tidak menyayangi, namun ada kalanya anak sedang melakukan hal lainyang menurutnya lebih asik dari pada memeluk.

BACA JUGA: 5 Tipe Kepribadian dalam Karier, Kamu yang Mana?

5. Kekurangan Gentle Parenting

Meskipun terlihat baik, namun gentle parenting juga punya kekurangannya. Pola pengasuhan ini fokusnya adalah menjadi orangtua yang proaktif bukan reaktif, orang tua harus lebih disiplin, sabar, dan lebih sadar dengan emosinya sendiri. Jadi untuk menerapkan ini orang tua harus menyiapkan diri agar tidak overwhelmed menghadapi anak.

Hasil gentle parenting juga tidak akan instan seperti reward-punishment. Karena ini merupakan proses mengajak anak untuk bergerak sesuai keinginannya secara mandiri. Jadi memang dibutuhkan kesabaran orang tua yang besar.

Hasil Gentle Parenting Pada Anak

Tapi parenting ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penyayang dengan perubahan yang lebih stabil sesuai usia anak. Dengan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua anak dapat lebih mendiri dan percaya diri menentukan pilihannya juga. Bagaimana, tertarik mencoba?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Dea Pristotia