Belakangan sedang heboh kisah seorang guru honorer dipecat dari tempatnya mengajar karena memberikan komentar negatif pada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Hal ini bermula dari komentar Muhammad Sabil di salah satu postingan di Instagram Ridwan Kamil. Ketika itu, ia mengomentari tentang jas warna kuning yang dikenakan oleh Ridwan Kamil. Namun sayangnya, kalimat yang digunakan Sabil dalam bahasa Sunda tersebut dinilai kasar.
Belajar dari kasus Sabil, guru honorer dari Cirebon sebenarnya memberikan kritik atau komentar di media sosial sah-sah saja. Hanya saja perlu diperhatikan etika dalam menyampaikannya. Nah, berikut empat tips menyampaikan kritik di media sosial agar lebih beretika.
1. Awali dengan Pernyataan Maaf
Hal pertama yang perlu kamu lakukan saat akan memberikan kritik adalah dengan mengucapkan maaf. Hal ini akan membuat kamu terlihat lebih bijaksana. Sebaliknya, jika kamu mengawali kritik dengan kata-kata kasar maka tidak akan membuatmu terlihat pintar. Dengan kata-kata kasar maka kamu akan terlihat emosi dan kritik yang disampaikan bersifat subjektif.
2. Menyebutkan Kebaikan
Dalam menyampaikan suatu kritik, sebaiknya hindari hanya menilai sisi buruknya saja. Kamu bisa mengutarakan sisi yang baik dan kurang baik dari orang yang akan kamu berikan kritikan. Jika kamu menyebutkan aspek positif dan negatif dari sebuah hal, maka akan tercipta kritikan yang lebih terstruktur dan menyeluruh. Serta kamu bisa terhindar dari menghina dan merendahkan orang lain.
BACA JUGA: Tak Ingin Disebut Berubah, Aming Ngaku Keputusannya Hijrah Secara Spontan
3. Sampaikan Kritik yang Konkret
Agar kritik yang kamu sampaikan lebih beretika dan tepat sasaran maka kamu bisa menyampaikan hal yang konkret. Misalnya pakaian yang dikenakan kurang sesuai dan yang lainnya. Karena tujuan dari kritik adalah mendorong seseorang agar menjadi lebih baik. Hindari memberikan kritik yang berhubungan dengan etnis, jenis kelamin, atau usia.
4. Berikan Saran yang Bermanfaat
Selain memberikan kritikan, maka kamu juga bisa menyertakan ide atau saran. Sehingga orang yang mendapatkan kritik bisa mendapatkan input yang bermanfaat.
Namun, jika kamu tidak ingin memberikan saran yang bermanfaat dan membangun setidaknya kamu bisa menyampaikan kritik dengan bahasa yang sopan. Jika kamu sopan, maka orang yang menerima kritik juga tidak akan tersinggung.
Sama halnya di dunia nyata, berinteraksi dan berkomunikasi dalam dunia maya termasuk sosial media juga ada etikanya. Oleh karena sebaiknya selalu gunakan bahasa yang sopan dan sampaikan kritik yang sifatnya membangun bukan hanya mencemooh.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Pintu Langit Sky View, Spot Terbaik Menikmati Keindahan Negeri di Atas Awan
-
Taurus hingga Scorpio, 4 Zodiak Ini Sukses Menjalankan Bisnis Keluarganya
-
5 Faktor Penyebab Munculnya Uban di Usia Muda, Bukan Hanya Genetik!
-
5 Tips Merawat Bunga Hias Potong di Vas agar Tetap Segar dan Cantik
-
4 Kebiasaan Buruk yang Dapat Memicu Gigi Sensitif, Segera Hindari!
Artikel Terkait
-
Pengkritik Ridwan Kamil Ditawari Tetap Jadi Guru Meski Terbukti Bermasalah, Sabil Fadhillah: Udah Ngerasa Malu
-
Guru Sabil Sebut Maneh ke Ridwan Kamil Berujung Pemecatan, Dedi Mulyadi Ungkap Makna Kata Maneh: Itu Bahasa Undangan
-
Bukan Gegara Kritik Ridwan Kamil, Guru SMK Cirebon yang Dipecat Ternyata Memang Bermasalah
-
Viral di Media Sosial TikTok Storygram Lisa BLACKPINK Saat di Indonesia, Netizen Auto Ga Tidur Setahun
-
Jejak Digital Ridwan Kamil Terbongkar Buntut Pemecatan Guru Honorer Cirebon, Netizen: Gubernur Baperan!
Lifestyle
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
4 Gaya Shin Si A yang Bisa Jadi Ide OOTD Nongkrong yang Keren Banget!
-
Look Kekinian ala Haseul ARTMS: 4 Ide Daily Outfit yang Stylish Banget
-
Bikin Penampilan Makin Chic, Ini 4 Style Kasual Elegan ala Miyeon I-DLE
-
4 OOTD Cozy ala Jisoo BLACKPINK yang Kece Buat Keliling Kota & Taman!
Terkini
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Suara Anak Muda untuk Bumi: Cinta Indonesia, Kok Masih Buang Sampah?
-
Tidak Sepopuler Sepak Bola, Ini Alasan Futsal Masih Awam di Masyarakat