Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Dea Pristotia
Ilustrasi anak yang mendapatkan KDRT [Pexels/RDNE Stock Project]

Melakukan tindak kekerasan kepada anak memang merupakan suatu hal yang di luar nalar manusia. Seperti yang kita tahu, bahwa setiap orang tua  pasti menyayangi anaknya. Bahkan kehadiran anak adalah berkat orang tuanya. Dirangkum dari parentalk.id dalam Insragram resminya, bahwa terdapat beberapa alasan atau hal yang melatarbelakangi orang tua melakukan KDRT, bukan karena tidak menyayangi anak.

5 Penyebab Orang Tua Melakukan KDRT

Menurut seorang psikolog, Irma Gustiana bahwa ada 5 penyebab orang tua melakukan KDRT pada anak. Penyebabnya antara lain:

1. Relasi Kuasa

Ini merupakan pandangan orang tua yang menganggap bahwa anak harus menuruti orang tua. Orang tua merasa lebih superior dan membenarkan semua tindakannya. Bahkan jika melakukan kekerasan atau hal lain yang memungkinkan menyakiti anak.

2. Hubungan Pernikahan Tidak Sehat

Pasangan yang kerap bertengkar cenderung bersikap emosional ke anak dan berpotensi melakukan KDRT. Hal ini terjadi karena perasaan tertekan dan butuh pelampiasan dan anak kemudian menjadi sasarannya.

3. Faktor Ekonomi

Ketika kebutuhan tidak terpenuhi maka seseorang tidak merasa aman. Perasaan tidak aman ini yang dapat memicu stres dan melakukan hal-hal yang diluar nalar atau kendalinya.

4. Perilaku Bawaan

Mungkin ada seseorang yang terbiasa melakukan kekerasan. Terutama kalau intensitasnya untuk melakukan kekerasan sudah tinggi, maka perlu penanganan khusus.

BACA JUGA: 6 Tips Mencuci Kulit Wajah yang Berminyak, Ternyata Tidak Boleh Keseringan

5. Sosial Budaya

Sebagain orang mungkin berfikir bahwa kekerasan adalah suatu hal yang menjadi alat untuk mendisiplinkan anak. Padahal sebenarnya tidak demikian.

Bentuk KDRT yang Sering Dialami Anak

Terdapat 3 bentuk KDRT yang selama ini sering dialami anak, yaitu:

  • Kekerasan Fisik: Dipukul, cubit, didorong, badan anak diremas dengan intensitas otot kuat.
  • Kekerasan Emosional: Berupa perilaku semisal dengan memaki anak, melecehkan, merendahkan harga diri anak, bicara kasar ke anak.
  • Bentuk Lain yang Berdampak: Seperti neglect atau pengabaian, cuek ke anak, tidak berusaha dampingi dengan cara positif, dan mengabaikan kehadiran.

Kekerasan Tidak Sama dengan Disiplin

Pernah mendengar orang lain mengatakan, "Kalau nggak dikerasin nanti anak jadi manja", padahal kekerasan juga bukan cara untuk mendisiplinkan anak. Kekerasan hanya akan menimbulkan ketakutan anak.

Mendidik anak bukan lewat kekerasan, melainkan lewat disiplin positif yaitu membentuk kebiasaan baik lewat konsistensi.  Orang tua perlu menghargai ruang pribadi, jiwa dan tubuh anak. Apalagi tubuh dan diri anak terus berkembang seiring usianya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Dea Pristotia