Zaman sekarang peluang anak muda sudah terbuka lebar dalam mencari minat dan bakat mereka. Dengan kehadiran teknologi digital, tentunya makin banyak jalan bagi anak muda untuk mengeksplor potensinya. Bagi kamu yang masih menjadi mahasiswa, sekarang ada yang namanya pekerjaan freelancer.
Pekerjaan tipe seperti ini tentunya lebih cocok untuk mahasiswa sebagai aktivitas sampingan setelah perkuliahan atau pun organisasi. Sisanya, tinggal bagaimana seorang mahasiswa bisa mengatur waktunya sendiri. Freelance apa pun itu bentuk jasa pelayanannya bisa kamu pelajarin dengan baik dan bisa memberimu penghasilan tambahan selain dari orangtua.
Maka dari itu, saya akan membagikan tips untuk kamu yang memulai karir sebagai freelancer. Mari simak pembahasannya.
Cari keterampilan sesuai minatmu
Tips pertama adalah kamu harus mengenali diri kamu sendiri. Maksudnya adalah kamu harus tahu tujuanmu untuk mengarahkan potensimu ke arah mana. Ketika sudah mengetahui itu, kamu akan lebih mudah mengetahui keterampilan yang sesuai dengan karaktermu.
Kamu juga harus mencari tahu, keahlian freelance seperti apa yang sekarang banyak dicari banyak orang. Maka, kamu bisa mempelajari bidang pekerjaan itu seperti dalam seminar atau workshop. Ini penting untuk tahu pintu untuk mulai kamu membuka kariermu sebagai freelancer.
Jadi, kamu harus melihat personal kamu sendiri mulai dari keterampilan yang bisa kamu asah. Itulah yang menjadi pegangan kamu untuk personal branding kamu nantinya.
Buat portofolio menarik
Tips kedua ini bisa diibaratkan senjata kuat untuk menarik minat klien agar mau meminta jasa freelance kamu. Karena value yang bisa ditunjukkan ke klien untuk memenuhi kebutuhan mereka bisa dipresentasikan dalam bentuk portofolio.
Dalam portofolio, mereka bisa melihat jejak karirmu di kampus mengenai kegiatan, acara, pelatihan atau lomba apa yang sudah pernah kamu ikutin. Semuanya dipaparkan di portofolio beserta foto-foto untuk menguatkan isi dari portofolionya. Jadi, kamu harus bisa menyampaikan value dari diri kamu sendiri untuk meyakinkan klien.
Memanfaatkan media sosial untuk networking
Selanjutnya adalah kamu mesti manfaatkan media sosial kamu untuk menjangkau networking yang lebih luas. Mulai dari teman terdekat saja terlebih dahulu. Beri tahu mereka bahwa kamu sedang merintis karier sebagai freelancer.
Content writer, copywriter, graphic designer, prompt writer, video editor, content creator dan lain-lainnya adalah contoh dari pekerjaan freelance yang sudah banyak dicari oleh orang. Jika kamu bisa menguasai itu, tunjukkan kepada orang-orang melalui media sosial seperti misalnya Instagram, kamu bisa menunjukkan hasil video editan kamu kepada follower kamu bahwa kamu memiliki keterampilan untuk pekerjaan itu.
Dengan begitu, orang yang kamu kenal bisa berpikir untuk meminta jasamu atau bahkan merekomendasikan temannya yang lain. Jadi, manfaatkan media sosial sebagai senjata untuk memperluas networking.
Memahami cara kerja dengan klien yang sesuai dengan kemampuanmu
Tips yang terakhir ini juga tidak kalah penting. Ketika sudah mendapat kepercayaan klien untuk mengerjakan pekerjaan, kamu harus membicarakan kesepakatan bersama mengenai cara kerja kamu dengan klien. Hal yang harus dibicarakan adalah kemampuan kamu jika diberikan deadline pengerjaan, kesanggupan kamu menghadapi banyak revisi dari klien serta apakah kamu bisa lebih fleksibel atau perfeksionis menghadapi permintaan klien.
Itu penting untuk dibicarakan demi kenyamanan dalam proses pengerjaan nantinya. Selain itu, kamu perlu membicarakan terkait bayaran kamu sesuai dengan risiko serta konsekuensinya. Perlu adanya kesepakatan dari hal tersebut yang mana itu perlu ikatan konsekuensi agar bisa membangun hubungan professional dengan klien.
Itulah beberapa tips dari saya mengenai cara memulai karir sebagai freelancer. Selama kamu bisa memperdalam beberapa tips itu, saya berharap kamu bisa mengembangkan potensi dirimu lebih jauh untuk menekuni pekerjaan sebagai freelancer. Semoga tips ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Komunitas Seni sebagai Terapi Kota: Ketika Musik Menjadi Ruang Kelegaan
-
Penggusuran Digital: Saat Kelompok Rentan Hilang dari Narasi Publik
-
Penjarahan yang Membunuh Pesan: Apa Kabar Demokrasi Jalanan?
-
Pembangunan Hilir vs Pembangunan Hulu: Benarkah Desa Ikut Sejahtera?
-
Reading Tracker dan Obsesi Kuantitas: Apa Kabarnya Kenikmatan Membaca?
Artikel Terkait
-
4 Hal yang Sebaiknya Dipahami tentang Senjata DP-28 di Game PUBG Mobile
-
5 Tips Memilih Furnitur untuk Rumah Minimalis, Perhatikan kualitasnya
-
4 Hal yang Sebaiknya Dipahami tentang Senjata AKM di Game PUBG Mobile
-
4 Hal yang Sebaiknya Dipahami tentang Senjata M24 di Game PUBG Mobile
-
3 Tips Cuek Terhadap Komentar Negatif Mengenai Penampilan
Lifestyle
-
Stop Salah Urutan! Ini 5 Langkah Skincare Malam yang Benar buat Kulit Kering
-
Review Drama Dear X: Kisah Manipulatif Kim Yoo Jung yang Menguras Emosi
-
Melambat untuk Bahagia: Mengenal Manfaat Gaya Hidup Slow Living
-
4 Sunscreen Green Tea Efektif Sembuhkan Jerawat Ringan pada Kulit Sensitif
-
Bukan Cuma Bikin Melek, Ini 6 'Sisi Gelap' Kopi yang Jarang Kamu Sadari
Terkini
-
8 Rekomendasi Lipstik untuk Guru 40 Tahun Keatas yang Tahan Lama Seharian
-
Lingkaran Setan Upah Minimum: Tertinggal dari Tetangga, Tergerus Inflasi
-
Butuh Ketenangan, Jennifer Coppen Pertimbangkan Tinggal Sementara di Eropa
-
Jungwoo NCT Ungkap Harapan Manis untuk Penggemar di Lagu Debut Solo 'Sugar'
-
Dari Penasaran Jadi Keyakinan, Celine Evangelista Ungkap Alasan Jadi Mualaf