Bagi anak-anak bisa dibilang mainan seperti ‘berlian’-nya mereka. Kadang ketika diberi uang jajan bukan makanan yang dibeli, melainkan mainan. Saking sukanya anak kecil terhadap mainan.
Demi membuat anak bahagia, orang tua sering kali membelikan mainan. Sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan tidak sampai berlebihan. Mengutip laman youaremom.com, para peneliti akhir-akhir ini menemukan bahwa memberikan terlalu banyak mainan kepada anak-anak ternyata berisiko, lho.
Risiko apa saja yang bisa terjadi bila ayah bunda terlalu banyak membelikan mainan untuk anak? Berikut akan diulas beberapa contoh dampak buruk membelikan anak terlalu banyak mainan.
1. Imajinasi mereka menjadi terbatas
Salah satu dampak buruk memberi terlalu banyak mainan ke anak, yaitu bisa membatasi imajinasi mereka. Hal ini disebabkan anak jadi terbiasa untuk bermain sesuai dengan petunjuk yang ada dalam tiap mainan. Dengan kata lain, mereka jadi kurang mengeksplor berbagai ide baru yang bisa mendorong kreativitas.
2. Rasa senang selalu diasosiasikan dengan mainan
Terlalu sering memberi mainan ke anak secara tidak langsung bikin mereka mengasosiasikan kebahagiaan dengan mainan. Tanpa mainan anak jadi sulit sekali dibuat senang, dan hal ini gak baik untuk perkembangan psikologisnya.
Padahal, kita tahu bahwa seseorang akan lebih bahagia apabila bisa menemukan kesenangan di tiap hal kecil dalam kehidupan, bukan hanya bergantung pada materi tertentu saja.
3. Gampang bosan
Banyak mainan otomatis pilihan mainannya pun jadi lebih banyak. Dampaknya, anak jadi mudah sekali bosan dan kehilangan antusiasme. Hal ini bisa berbahaya jika terbawa sampai dewasa. Anak jadi kurang komitmen terhadap sesuatu karena mudah jenuh, dan selalu ingin sesuatu yang baru.
4. Gampang frustrasi
Dalam hidup gak semua hal bisa kita dapatkan. Sayangnya, anak yang sudah terlalu dimanja sejak kecil, salah satunya dengan selalu membelikan mainan yang ia minta, maka karakter ini bisa terbawa hingga besar. Anak nantinya jadi kurang sabar, dan mudah sekali frustrasi saat tidak mendapatkan apa yang ia mau.
5. Kurang menghargai apa yang dipunya
Selalu dibelikan mainan bikin anak jadi kurang menghargai apa yang dimiliki saat ini. Kalau rusak tinggal beli yang baru, pikirnya. Tanpa sadar hal ini membuat anak jadi kurang memiliki rasa tanggung jawab.
Sebagai orang tua tentu wajar ingin membuat anak bahagia, di antaranya dengan membelikan anak mainan. Meski begitu, jangan berlebihan, ya. Dampaknya gak baik!
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Jadi Saksi di Sidang, Pegawai KPK Ini Ternyata Pernah jadi Direktur Keuangan PT ARME Milik Rafael Alun
-
Eda Sebut Lolly 'Minggat' dari Rumahnya, Anak Nikita Mirzani Ngaku Sudah Pamitan: Aku Sempat Chat, Aku Minta Maaf
-
Lolly Diusir Mami Eda Hingga Ditahan Polisi Inggris, Nikita Mirzani Tegas Ogah Jemput Anaknya Pulang
-
Sadar Diri Jadi Sumber Masalah, Lolly Pilih Keluar dari Rumah Mami Eda: Keluarganya Dikatain Monyet....
-
Laku Dursila Mami Icha, Germo 24 Tahun Jual Keperawanan ABG Seharga iPhone 11
Lifestyle
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
Bad Hair Day? Nggak Lagi! Intip 5 Gaya Rambut Simpel ala Go Min Si
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Nggak Perlu ke Salon! 5 Hairdo Wonyoung IVE Ini Bisa Kamu Coba Sendiri
Terkini
-
Asnawi Comeback ke Timnas, Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars Bakal Jadi Kenyataan?
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?