"Masih Jadi Mahasiswa Pasif di Kelas? Pahami 3 Hal Ini Agar Bisa Proaktif", judul ini mungkin mengingatkan banyak dari kita akan masa-masa di bangku kuliah ketika kita terjebak dalam pola kebiasaan menjadi mahasiswa yang pasif di kelas. Namun, jangan khawatir, kamu tidak sendirian.
Banyak mahasiswa mengalami tantangan ini, dan artikel ini akan membantu kamu untuk mengatasi pola tersebut. Di dalamnya, kita akan menjelajahi tiga langkah penting yang dapat membantu kamu mengubah diri dari seorang pendengar pasif menjadi mahasiswa proaktif yang siap mengambil kendali atas pembelajaran kamu.
BACA JUGA: 6 Self Destructive Mindset, Cara Sukses untuk Menjadi Gagal
1. Dosen lebih suka mahasiswa yang banyak bersuara di kelas
Beberapa dosen ada yang mengajar untuk melihat seberapa aktif mahasiswa ingin belajar dengan bersungguh-sungguh. Biasanya dosen seperti ini suka memberi kesempatan kepada mahasiswa ketika telah menjelaskan materi yang dibawakan.
Dia akan membuka forum diskusi untuk mencari mahasiswa yang berpotensi melalui opini yang dikemukakan. Itulah kesempatanmu untuk mendapat penilaian yang bagus dari dosen karena dosen muda lebih suka menerapkan metode seperti itu.
2. Proaktif bisa mencegah rasa ngantuk
Dengan kamu menunjukkan ketertarikanmu terhadap materi, itu akan merangsang otak untuk bekerja lebih keras. Terutama jika kamu bertanya karena penasaran akan sesuatu kepada dosen.
Rasa ngantuk tidak akan mendapat cela untuk menggodamu karena pikiranmu sudah terfokus dengan materi yang dibawa. Oleh karena itu, menjadi orang yang proaktif di kelas adalah salah satu solusi bagi mahasiswa yang kurang tidur.
BACA JUGA: Suka Kerja WFH? Ini Fakta yang Perlu Diketahui Mengenai Gen Z
3. Menguji keberanianmu dalam berbicara depan umum
Kamu mengambil risiko ketika menjadi orang yang proaktif di kelas. Risikonya adalah melawan rasa takut akan salah bertanya atau opinimu tidak kuat atau kurang relevan dengan materi. Jadi, ini butuh keberanian yang lumayan agar bisa bertanya kepada dosen atau mengutarakan opini terhadap suatu materi yang dibawakan.
Mulai dari sinilah keterampilan public speaking muncul. Jika kamu terus latih, kamu akan terbiasa untuk berkomunikasi dengan lebih banyak orang.
Jika kamu masih menjadi mahasiswa, pahami 3 hal ini agar tidak menyesal di kemudian hari. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Krisis Warisan Rasa di Tengah Globalisasi: Mampukah Kuliner Lokal Bertahan?
-
Review 12 Strong: Kisah Heroik Pasukan Khusus AS Pasca Peristiwa 11/09/2001
-
Review The Recruit, Aksi Spionase Menegangkan dengan Sentuhan Humor Segar
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
Artikel Terkait
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
Viral Polisi Suruh Pendemo Tolak UU TNI Cap Jari dan Foto, Publik Murka: Mereka Penjahat?
-
Demo Tolak UU TNI, Mahasiswi Ini Skakmat Annisa Mahesa: Diskusi Baik-baik Mau Didengar?
-
Pendaftaran UTBK Ditutup, Peserta Diminta Cek Kembali Lokasi Ujian dan Syarat Pembayaran
-
Aksi Tolak UU TNI di Jakarta Berakhir Ricuh
Lifestyle
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
-
4 Moisturizer dengan Cooling Effect, Segarkan Wajah di Cuaca Panas!
-
Gaya Street Style ala Moon Sua Billlie, Ini 4 Ide OOTD yang Bisa Kamu Coba!
-
4 OOTD Minimalis ala Yerin GFRIEND, Cocok untuk Gaya Harian yang Effortless
-
Penalaran Kata 'Mundhut': Sama-sama Predikat Kalimat, tapi Dilarang Ambigu!
Terkini
-
Geger! PSSI Incar Trio Liga Inggris, Media Vietnam Ketar-ketir Kekuatan Timnas Indonesia Meroket
-
Ulasan Film 'Banger': Ketika DJ Tua Kembali Beraksi demi Relevansi
-
Baru 6 Hari Tayang, Film 'Pabrik Gula' Tembus 2 Juta Penonton!
-
Surat Ki Hadjar Dewantara untuk Generasi Z: Jangan Jadi Penonton Perubahan
-
Review Anime My Stepmoms Daughter Is My Ex: Ketika Mantan Jadi Saudara Tiri