Menjadi seorang penulis bagi sebagian orang merupakan sebuah hobi.
Namun, ada juga orang-orang yang menjadikan menulis sebagai salah satu sarana untuk mencari pemasukan tambahan.
Apapun tujuannya, yang terpenting adalah seberapa berkualitas tulisan yang kita buat.
Meski hanya dibuat untuk dinikmati diri sendiri, seorang penulis haruslah mengikuti kaidah penulisan yang benar dan tepat.
Ada beberapa kebiasaan buruk atau kurang baik yang harus dihindari oleh seorang penulis jika ingin tulisannya berkualitas serta berbobot.
Dikutip dari unggahan akun instagram @kapitoid beberapa waktu yang lalu, berikut ini adalah beberapa kebiasaan buruk yang harus dihindari oleh seorang penulis!
1. Menunda
Kebiasaan buruk yang satu ini sepertinya tidak hanya menjadi tantangan dan hambatan bagi seorang penulis, tetapi juga dihadapi sebagian besar orang dengan berbagai bidang pekerjaan.
Kebiasaan menunda harus dihindari oleh seorang penulis agar skill menulis tidak berkembang atau bahkan menurun.
Buatlah jadwal dan target yang rinci serta berusahalah untuk memenuhinya dengan baik dan disiplin.
2. Malas riset dan mencari informasi
Kebiasaan selanjutnya yang harus dihindari seorang penulis adalah malas riset.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Riset dan mencari informasi merupakan salah satu aspek penting yang wajib dilakukan oleh seorang penulis sebelum mulai menulis suatu topik atau cerita.
Baik tulisan fiksi apalagi nonfiksi, riset merupakan kunci penting yang menjadi dasar kepenulisan.
3. Tidak melakukan self editing
Aspek penting lainnya dari sebuah tulisan tidak hanya selesai begitu saja lalu tidak diperiksa lebih seksama.
Seorang penulis sebaiknya memeriksa kembali tulisan yang telah ia rampungkan untuk mengetahui apakah ada tata bahasa yang ejaan yang keliru.
Self editing juga dapat membantu penulis untuk lebih mengenali gaya tulisan, mengetahui kelemahan, serta memeriksa apakah ada hal-hal yang terlewat untuk disampaikan.
4. Tidak menerima kritik
Seorang penulis yang berpengalaman sekalipun pasti pada satu momen pernah mengalami kekeliruan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Untuk itu, penting bagi seorang penulis untuk menerima kritik yang membangun.
Jika kritik yang didapatkan cenderung merendahkan, jangan langsung putus asa dan menutup diri dari segala kritikan.
Kita bisa memilah apa yang sekiranya bisa membantu kita memperbaiki tulisan, dengan kritikan yang hanya bertujuan menjatuhkan.
Itulah 4 kebiasaan buruk yang harus dihindari oleh seorang penulis! Siap menerapkannya dari sekarang?
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget Karya Henry Manampiring
-
Modal Ngeblog Bisa Sampai Yurop: Rahasia Jalan-Jalan Gratis dari Menulis
-
Ulasan Buku 30 Hari Mengubah Kebiasaan Buruk Karya Aisyah Nafiani
-
Ulasan Buku 'The Dignity of Writing', Makna Kehidupan Lewat Sebuah Tulisan
-
Rekam Jejak Melly Goeslaw, Penulis Lagu Hits yang Kini Banting Setir Jadi Politisi
Lifestyle
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua