Acara reality show yang digagas oleh Ruangguru bertajuk Clash of Champions berhasil menarik perhatian banyak warganet. Sebelumnya, acara sejenis yang mengumpulkan berbagai mahasiswa cerdas dari berbagai universitas ini juga sudah pernah dilaksanakan di Korea Selatan dengan judul acara ‘University War’.
Melihat besarnya antusiasme dan sambutan yang positif terutama dari penonton Indonesia, akhirnya dibuatlah acara versi Indonesia yang diwadahi oleh Ruangguru ini. Sejak pengumuman mengenai acara ini, sudah banyak warganet yang menantikan episode pertama.
Ruangguru membagikan profil para peserta Clash of Champions ini melalui akun media sosial Instagram. Sejak perkenalan batch pertama, para peserta ini sudah berhasil mencuri perhatian banyak warganet karena nilai IPK yang sempurna dan berbagai prestasi hebat lainnya.
Salah satu peserta Clash of Champions yang berasal dari Universitas Indonesia alias UI, yakni Yesaya, juga berhasil mencuri perhatian. Pasalnya, mahasiswa jurusan Teknik Sipil ini berhasil mengantongi IPK 3,71. Ia juga seorang peraih medali emas untuk Olimpiade Sains Nasional Astronomi tahun 2022.
Banyak yang penasaran dengan bagaimana strategi dan cara para juara ini belajar. Lewat Instagram pribadinya, @yesayaxb, Yesaya membagikan cara belajar yang paling sering ia gunakan dan terapkan sehari-hari.
Anak Teknik Sipil ini pun membeberkan jadwal belajar hariannya, mulai dari bangun pagi di jam 04.55. Ia juga memberi pesan agar tidak memuka hp atau sosmed sesaat setelah bangun tidur.
“Sejak kalian bangun tidur itu kalian GA BOLEH buka hp/sosmed. Kenapa? Karena itu akan bikin kalian pecah fokus dan jadi mager di pagi hari. Berat banget ya? Yaa kalo mau jadi beda dari yang lain, harus ada pengorbanannya,” ujar Yesaya melalui Instastory-nya, seperti dikutip dari salah satu unggahan akun TikTok.
Yesaya juga memberitahu bahwa kualitas belajar kita dipengaruhi oleh kualitas tidur.
“Jadi hal yang aku pelajari itu dimulai bukan ketika kalian buka materi atau buku, tapi sebelum kalian tidur. Kualitas tidur juga sangat menentukan apakah kalian bisa belajar dengan fokus atau tidak. Apa yang kalian lakukan di pagi hari juga sangat berpengaruh,” tulis Yesaya lebih lanjut.
Ia juga memberikan tips jika ingin mendengarkan lagu sambil belajar, pilihlah lagu instrumental saja, bukan lagu yang ada liriknya. Ia pribadi mengaku saat belajar mode serius tidak sambil mendengarkan lagu sama sekali.
Yesaya menyarankan agar belajar di siang hari daripada malam hari atau night owl. Hal ini untuk menghindari kondisi kelelahan dan kurang tidur saat siang hari. Ia juga menyarankan agar malam sebelumnya sudah menentukan akan belajar apa besok hari.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Cara Nonton Clash of Champions 2024, Viral Karena Bertabur Mahasiswa Terbaik Indonesia
-
Kuliah Pakai Beasiswa, Hanif Peserta CoC Tulis Ucapan Motivasi untuk Netizen
-
5 Tips Belajar ala Naufal dan Alfie Peserta Clash of Champions, Jangan SKS!
-
Sosok Sandy Peserta Clash Of Champions, Si Jenius Raih IPK 5 Masih Sempat Fanboying K-pop!
Lifestyle
-
5 OOTD Boyish Style ala Natty Nantanat, Bisa Buat Hangout Hingga Ngonser!
-
4 Clay Mask Stick Solusi Praktis Bikin Wajah Cerah, Harga Mulai Rp36 Ribu!
-
Kamera Laptop Nggak Nyala? Ini Cara Gampang Biar Muka Muncul Lagi di Layar!
-
4 Mix and Match Stylish ala J STAYC, Buat yang Mau Tampil Effortless
-
4 Daily Look ala Hyeri yang Modis dan Nyaman, Pas untuk Segala Aktivitas
Terkini
-
Ulasan Novel Evermore: Kisah Rumit yang Bikin Nyesek Sekaligus Gregetan!
-
Teaser Rilis, Arisu Bertekad Selamatkan Usagi di Alice in Borderland 3
-
Ulasan Novel Matahari Terbenam, Potret Sunyi dari Dunia Pasca Perang
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
Sampah Mikro di Laut Jawa Mengancam Nelayan dan Ekosistem Pesisir