Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Suhendrik Nur
Ilustrasi Kopi di Pagi hari (Pexels/Ketut)

Tiap pagi, saat kamu lagi asyik bikin kopi sambil nonton video random di YouTube, notifikasi di grup alumni mendadak muncul. Teman-teman yang dulu sama-sama begadang ngerjain tugas, sekarang pamer foto keluarga, bikin kartu keluarga, atau malah update soal bayi yang baru lahir. Sementara kamu? Ya, masih sama kayak dulu: santai, ngurusin diri sendiri, dan menikmati kopi pagi tanpa distraksi.

Nggak bisa dipungkiri, ada momen di mana kita merasa sedikit aneh dengan kenyataan ini. Teman-teman sebaya udah pada sibuk mikirin nama anak kedua, sedangkan kamu lagi sibuk mikirin mau beli kopi biji dari mana bulan ini. Tapi, apakah ini sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Spoiler alert: nggak sama sekali!

Sebenarnya, setiap orang punya timeline hidup yang berbeda. Teman-temanmu mungkin sudah siap masuk ke fase bikin kartu keluarga, punya anak, dan jadi orang tua. Di sisi lain, kamu mungkin lebih memilih untuk menikmati masa-masa sekarang dengan cara yang berbeda—tanpa ada tekanan untuk mengikuti jejak orang lain. Mungkin bagi kamu, kebahagiaan justru datang dari hal-hal sederhana seperti menikmati kopi tanpa harus buru-buru, traveling, atau mengejar passion yang belum sempat dijalani.

Kadang, kita terjebak dalam pemikiran bahwa harus mencapai hal-hal tertentu di usia tertentu. Padahal, hidup nggak ada aturan baku yang harus diikuti. Ada yang menikah di usia 20-an, ada yang memilih menunda pernikahan sampai benar-benar merasa siap di usia 30-an atau bahkan 40-an. Semua itu sah-sah aja, selama kamu bahagia dan puas dengan pilihan yang kamu buat.

Lebih dari itu, fase hidup yang kamu jalani sekarang bisa jadi adalah momen penting untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Ketika teman-teman sibuk dengan tanggung jawab sebagai orang tua, kamu punya kebebasan untuk explore hal-hal yang mungkin mereka nggak sempat lakukan. Kamu bisa fokus membangun karier, memperdalam hobi, atau bahkan sekadar menikmati waktu sendiri tanpa distraksi.

Dan jangan lupa, kopi pagi yang kamu bikin sendiri itu adalah bentuk self-care yang nggak semua orang bisa nikmati. Di saat teman-temanmu lagi rempong ngurusin rumah tangga, kamu bisa menikmati me-time yang tenang dan damai, sambil menyiapkan mental untuk apa pun yang akan datang di masa depan.

Jadi, daripada merasa ketinggalan, lebih baik kamu nikmati fase ini. Fokus pada apa yang membuatmu bahagia dan terus bergerak maju sesuai ritme hidupmu sendiri. Karena, pada akhirnya, hidup bukan tentang siapa yang sampai duluan, tapi siapa yang paling menikmati perjalanan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Suhendrik Nur