Setelah Donat, Kini Kangkung Pinkan Mambo Dibanderol Rp150 Ribu: Food Reviewer Sampai Istighfar

Nama Pinkan Mambo kembali bikin heboh jagat kuliner. Setelah sebelumnya ramai diperbincangkan gara-gara menjual donat dan pisang goreng madu dengan harga yang dinilai “tidak masuk akal”, kini mantan personel Ratu itu menghadirkan menu baru yang langsung jadi bahan obrolan warganet: kangkung balacan seharga Rp150 ribu per porsi.

Harga yang tinggi untuk masakan rumahan ini jelas bikin banyak orang mengernyitkan dahi. Tak sedikit food reviewer yang akhirnya tergoda untuk mencoba, meski pada akhirnya mereka hanya bisa geleng-geleng kepala.

Food Reviewer Sampai Istighfar

Salah satu yang paling viral adalah ulasan dari TikToker Meimei Mecin. Dalam videonya, ia blak-blakan mengaku membeli kangkung tersebut hanya karena penasaran.

“Lailahailallah kangkung Rp150 ribu. Saya juga enggak tahu ini kenapa saya beli, lagi kehilangan logika dan akal sehat. Astagfirullahalazim, Kakak Pinkan Mambo,” ucap Meimei membuka review.

Saat dicicipi, ia mengaku rasanya memang enak. Terasinya pas, aromanya sedap, dan pedasnya cukup nendang. Namun, bagi Meimei, soal rasa tetap tidak bisa membenarkan harga fantastis yang harus dibayar.

“Enak, kayak kangkung. Cuma ya enggak Rp150 ribu juga. Kayak masakan mama-mama rumahan aja. Enak? Enak. Sumpah kagak bohong, enak. Tapi harganya enggak cocok,” katanya sambil tertawa.

Ia bahkan sempat melontarkan candaan, “Ini kalau beli di Shopee sudah diretur.”

YouTuber Ikut Mencoba, Hasilnya Mengecewakan

Tidak berhenti di TikTok, menu Pinkan Mambo juga diulas oleh kanal YouTube Anak Kuliner. Kali ini, mereka mencoba beberapa menu lain yang juga dijual dengan harga tinggi, mulai dari ayam woku hingga capcay.

Untuk ayam woku yang dibanderol Rp250 ribu, salah satu host bernama Adit menilai rasanya lebih mirip ayam rica-rica. “Kalau biasa gua makan ayam woku kayaknya kurang rasa ayam wokunya gitu. Kurang kunyit,” ujarnya.

Menu ikan teri dabu-dabu dengan harga sama juga dikritik. Menurut mereka, hidangan itu malah lebih mirip sambal matah karena terlalu banyak irisan bawang merah mentah.

Yang paling menuai protes adalah capcay seharga Rp150 ribu. Penampilannya dinilai pucat, hanya berisi sawi dan bakso tepung. “Lebih menarik capcay Menteng gerobakan,” sindir Adit.

Dinilai Overpriced

Felix, pemilik kanal Anak Kuliner, menyimpulkan bahwa menu Pinkan Mambo secara rasa memang tidak bisa disebut tidak enak. Namun, perbandingan antara harga dan kualitas jauh dari kata sepadan.

“Ini bukan bakso berkualitas, tepung. Menurut kita ini overpriced,” tegasnya.

Adit bahkan menambahkan perbandingan yang bikin penonton ngakak. “Makan di Solaria Rp300 ribu elu juga sudah megap-megap,” katanya.

Strategi Marketing atau Sekadar Nekat?

Fenomena kuliner ala Pinkan Mambo ini menuai dua pandangan. Di satu sisi, keputusan menjual makanan dengan harga fantastis bisa dianggap sebagai strategi marketing. Pasalnya, cara ini terbukti membuat banyak orang penasaran, lalu viral di media sosial.

Namun di sisi lain, ketika sudah sampai ke tangan pembeli, rasa dan kualitas tetap jadi penentu utama. Jika harga jauh melampaui ekspektasi, bukan loyalitas yang didapat, melainkan kritik pedas hingga ejekan “overpriced”.

Banyak yang akhirnya mempertanyakan, apakah Pinkan memang sengaja bermain dengan kontroversi demi viral, atau justru benar-benar serius menjadikan harga tinggi sebagai standar jualannya.

Yang jelas, untuk sementara, Pinkan berhasil membuat publik ramai membicarakan namanya. Kangkung balacan seharga Rp150 ribu ini mungkin tidak masuk akal bagi sebagian besar orang, tetapi justru di situlah daya tarik yang membuatnya terus jadi bahan perdebatan.

Apakah strategi ini akan bertahan lama, atau sekadar tren singkat yang hilang setelah rasa penasaran publik terjawab, masih jadi tanda tanya besar.