Kamu mungkin sudah familier dengan aurora yang indah, tapi bagaimana dengan fenomena auroreg? Topik ini sendiri sedang hangat jadi perbincangan di media sosial yang menyebut langit Malang punya kecantikan bak langit Finlandia.
Namun, sebenarnya auroreg sendiri berbeda dengan aurora di langit Finlandia yang sudah kondang. Auroreg atau Aurora Horeg merupakan fenomena langit malam warna-warni mirip aurora di Malang Selatan.
Tampak cantik, tapi sebenarnya pemandangan ini bukan fenomena alam melainkan cahaya spektakuler hasil dari sorot lampu sound horeg yang bertenaga besar. Cukup banyak video auroreg yang dibagikan netizen di media sosial hingga viral.
Beberapa bahkan menyebut kalau fenomena ini seolah jadi aurora kearifan lokal khas Indonesia yang hanya bisa disaksikan di langit kota Malang. Berbagai video di media sosial pun mendapat respons beragam dari netizen.
Auroreg: Fenomena Aurora Horeg Setahun Sekali
Melansir Instagram @localprideindonesia, disebutkan kalau auroreg atau aurora horeg merupakan fenomena langit yang hanya terjadi di terjadi di Gondanglegi, Malang Selatan setahun sekali.
Kabarnya, warga Gondanglegi cuma bisa dilihat fenomena ini sekitar bulan Agustus–September. Berbeda dengan aurora di Finlandia yang alami, auroreg disebut punya tanda-tanda khas jelang kemunculannya.
Auroreg yang dianggap sebagai fenomena mirip aurora hanya terjadi saat malam hari dan biasanya ditandai dengan kebisingan. Nggak heran, cahaya cantik auroreg kan memang muncul dari sorot lampu sound horeg yang spektakuler.
Jadi, suara bising tersebut berasal dari sound musik horeg yang kencang dengan lampu-lampu meriah yang menyertai. Cahaya lampu inilah yang memancar hingga ke langit dan bisa dinikmati warga Malang Selatan sebagai impact saat sound horeg beraksi.
Netizen: Dipikir Asli, Ternyata Efek Samping Sound Horeg
Cukup banyak netizen yang hampir tertipu mengira kalau fenomena auroreg benar-benar nyata dari alam. Pasalnya, video yang viral di berbagai platform media sosial cepat tersebar dan langsung menyedot perhatian warganet.
Ada yang langsung menyadari kalau fenomena langit ini hanya cahaya buatan berdasar nama yang seolah terkait dengan sound horeg. Tapi ada juga yang berkomentar santai sambil ngakak.
“Auroraaaaa versi horeg,” tulis salah satu netizen.
“Aura diutara bumi tenang hening, kalo disitu ada jedag jedugnya,” balas yang lain.
“Di ujung aurora ada icha celloww,” komen netizen lainnya sambil bercanda.
“Hampir percaya loh,” timpal lainnya hampir tertipu.
Auroreg: Dari Kontroversi Sound Horeg ke Pemandangan Langit Malam yang Cantik
Kalau bicara soal soud horeg, kontroversinya memang belum berhenti karena hiburan musik ini dianggap mengganggu ketertiban lingkungan. Suara sound besar yang berisik bukan cuma bikin telinga sakit tapi juga potensi merusak bangunan.
Namun, di sisi lain, sound horeg juga dianggap sebagai sarana hiburan, identitas komunitas, dan peluang usaha sound system. Terlebih masih banyak sebagian masyarakat yang menyukai konsep hiburan ini dan hadir di mana pun sound horeg tampil.
Di tengah kontroversi ini, ‘efek samping’ dari sound horeg justru menciptakan fenomena cantik auroreg di langit kota Malang. Sorotan lampu yang memancar ke atas membuat langit bak layar alam yang jadi panggung cahaya.
Suara berisik pun dianggap jadi tanda kemunculan auroreg yang dinanti. Tapi, tampaknya hal ini hanya berlaku di lokasi yang nggak terlalu dekat dengan asal sound horeg manggung.
Musik sound horeg malah jadi backsound yang menemani pemandangan langit malam yang cantik dan menjadi fenomena setahun sekali berupa aurora versi lokal.
Baca Juga
-
Korban Bullying Memilih Bungkam, Ada Sebab Psikologis yang Jarang Disadari
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Ini 2 Zodiak yang Disebut Paling Berpeluang Jadi Orang Sukses: Kamu Salah Satunya?
-
Workplace Bullying: Perundungan yang Dianggap Normal di Kantor, Relate?
Artikel Terkait
-
Kemendagri Dorong Pemulihan Pasca-Aksi Unjuk Rasa dan Aktifkan Kembali Siskamling di Kota Malang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Budaya Cagongjok di Korea, Another Level dari Fenomena Rojali Rohana?
-
Maulid Nabi Berakhir Duka: Mengenal Tradisi Warga Bogor yang Tercoreng Tragedi Runtuhnya Mushola
-
Jangan Sampai Kelewatan! Langit Indonesia Bakal Dihiasi Gerhana Bulan 'Berdarah' Akhir Pekan Ini
Lifestyle
-
Resolusi Tahun Baru: Mulai Berdamai dengan Uang, Bukan Hanya Target Menabung!
-
4 Moisturizer Pencerah Korea untuk Atasi Kulit Kusam dan Flek Hitam
-
4 Rekomendasi Laptop Touchscreen Terbaik 2025, Cocok untuk Aktivitas Online dan Presentasi
-
4 Rekomendasi HP dengan Kamera Terbaik di Akhir 2025, Hasil Foto dan Video Setara Kamera Profesional
-
Bocoran Samsung Galaxy S26 Ultra, Bawa Fitur Canggih dan Dapur Pacu Snapdragon 8 Elite Gen 5
Terkini
-
Sinopsis Sengkolo: Petaka Satu Suro, Teror Malam Keramat di Desa Pesisir
-
CERPEN: Kabur dari Pasukan Berkuda
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Komunitas Aksaraya Semesta Bangkitkan Cinta Buku Fisik di Kalangan Gen Z
-
Meninjau Ulang Peran Negara dalam Polemik Arus Donasi Bencana