M. Reza Sulaiman
Ilustrasi nonton film horor. [freepik/kerutan]

Industri film Indonesia selalu diikuti oleh sebuah tren yang sepertinya tidak pernah ada habisnya. Benar, tren tersebut adalah film horor. Setiap bulannya, pasti kita tidak akan luput dari melihat judul-judul horor baru yang tayang di bioskop-bioskop terdekat.

Bahkan, saking digemarinya, film horor sampai-sampai mendominasi daftar box office Indonesia. Dari 10 judul film terlaris sepanjang masa, beberapa di antaranya ternyata bergenre horor dan berhasil menarik jutaan penonton.

Beberapa di antaranya adalah:

KKN di Desa Penari (2022): Film yang satu ini menjadi sebuah fenomena dengan prestasi penonton mencapai lebih dari 10 juta, menjadikannya film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia.

Pengabdi Setan 2: Communion (2022): Sekuel dari Pengabdi Setan ini rupanya tak kalah panas! Film ini berhasil meraup lebih dari 6,3 juta penonton.

Sewu Dino (2023): Film horor yang satu ini juga berhasil mencatat prestasi dengan 4,8 juta penonton.

Pengabdi Setan (2017): Film ini rupanya telah terlebih dahulu digemari pada awal kemunculannya dan berhasil mencapai 4,2 juta penonton.

Data ini menunjukkan bahwa genre horor bukanlah sekadar tontonan musiman, melainkan sudah menjadi bagian dari budaya populer di Indonesia.

Alasan Psikologis di Balik Kecintaan pada Rasa Takut

Berdasarkan Harvard Business Review (HBR), rupanya ada sejumlah alasan psikologis yang membuat horor begitu menarik bagi para penonton:

Adrenalin dan Sensasi Takut yang Terkontrol

Menonton film horor memberikan pengalaman “takut” dalam situasi yang sepenuhnya aman, misalnya seperti di bioskop atau di rumah. Sensasi inilah yang memicu adrenalin, yang bagi sebagian orang justru bisa terasa menyenangkan.

Pelepasan Emosi (Catharsis)

Adegan-adegan yang menegangkan dapat membantu penonton untuk melepaskan stres dan kecemasan yang terpendam. Setelah melewati puncak ketakutan, akan muncul rasa lega setelah film usai.

Rasa Penasaran dan Eksplorasi Ketakutan

Nyatanya, banyak orang yang terdorong untuk menghadapi hal-hal yang membuatnya takut. Film horor menjadi salah satu media untuk mengeksplorasi rasa takut dengan cara yang aman, tanpa harus menghadapi bahaya yang sesungguhnya.

Pengalaman Sosial (Nonton Bareng Biar Makin Seru)

Menonton film horor seringkali terasa lebih seru jika dilakukan bersama orang lain. Teriakan, tawa canggung, dan rasa tegang bersama dapat mempererat kebersamaan dan menciptakan kenangan yang unik.

Horor Lokal: Sentuhan Budaya yang Bikin Lebih Ngena

Melihat beberapa daftar film terlaris, jelas bahwa horor memiliki tempat yang spesial di hati penonton Indonesia. Keberhasilan KKN di Desa Penari, sebagai contoh, menunjukkan bahwa horor dengan nuansa budaya lokal, seperti mitos dan urban legend, dapat menyatu dengan kebutuhan hiburan modern. Hal ini rupanya sejalan dengan teori psikologi bahwa manusia mencari sensasi intens sekaligus rasa aman.

Dengan kata lain, film horor bukan hanya soal menakut-nakuti, tetapi juga tentang memenuhi kebutuhan psikologis, mulai dari adrenalin, pelepasan stres, hingga pengalaman sosial. Dominasi film horor dalam daftar film Indonesia terlaris membuktikan bahwa genre ini lebih dari sekadar hiburan ringan. Ia mampu menjawab kebutuhan psikologis penonton, menawarkan sensasi yang unik, dan bahkan mencerminkan sisi budaya populer Indonesia.

Jadi, jangan heran jika film horor terus bertahan di puncak box office. Karena di balik rasa takut, ada kenikmatan emosional yang membuat orang selalu ingin kembali menontonnya.

Penulis: Flovian Aiko