M. Reza Sulaiman
Ilustrasi pekerja dan karyawan di DKI Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

Hidup di kota besar seperti Jakarta memang impian banyak orang. Kelihatannya seru dan menyenangkan, penuh kesempatan kerja, hiburan, dan gaya hidup modern. Tapi nyatanya, begitu terima gaji pertama, realita langsung "nyentil".

Upah Minimum Regional (UMR) yang setiap tahunnya naik sering membuat orang optimis, tetapi ketika dihadapkan dengan biaya hidup yang nyata, rasanya langsung bertanya, “Loh, kok udah habis duluan?”

Angka Gak Pernah Bohong: Jurang Antara Gaji dan Biaya Hidup

Sebagai gambaran, UMP Jakarta tahun 2025 ditetapkan sekitar Rp 5,39 juta per bulan. Jika dilihat sekilas, nampaknya penghasilan ini lumayan. Tapi, kamu dijamin bakalan kaget jika dibandingkan dengan data dari Numbeo.

Data menyebut kalau biaya hidup satu orang di Jakarta bisa tembus hingga Rp 8,6 juta per bulan (di luar sewa). Di sinilah letak perbedaan yang sangat terasa, di mana gaji UMR seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Apalagi kalau sudah ngomongin sewa tempat tinggal. Sewa kos atau apartemen di lokasi yang strategis bisa memakan setengah dari gaji. Menurut Tricruise, rata-rata biaya hidup rumah tangga di Jakarta ada di kisaran Rp 14,8 juta per bulan. Angka itu jelas jauh di atas UMR dan membuat banyak pekerja muda harus pintar-pintar mengatur strategi biar tidak tekor.

Sewa Kos Setengah Gaji, Sisanya Buat Apa?

Sebenarnya, kalau dibandingkan dengan kota dunia lain seperti New York atau London, biaya hidup di Jakarta masih lebih rendah. Tapi, menurut laporan Aetna International, dengan gaji minimum lokal, biaya hidup ini tetap menjadi tantangan yang berat.

Jadi, masalahnya bukan soal murah atau mahalnya Jakarta dibanding luar negeri, tapi soal apakah penghasilan kita sepadan dengan pengeluaran sehari-hari di sini.

Jurus 'Survive' Anak Muda: Dari Masak Sendiri Sampai Jadi 'Freelancer' Dadakan

Makanya, tidak heran kalau banyak anak muda akhirnya harus mencari cara kreatif biar bisa survive. Ada yang memilih masak sendiri setiap hari biar hemat, ada juga yang patungan kos dengan teman supaya biaya sewa lebih ringan.

Bahkan, banyak yang tidak segan mengambil kerjaan sampingan atau freelance untuk menambah pemasukan. Kerja dari laptop, membuat konten, sampai menjadi ojek online part-time menjadi opsi realistis untuk menutup gap antara gaji dan kebutuhan.

Tips Simpel Biar Gak 'Boncos' di Akhir Bulan

Biar gaji UMR bisa lebih “napas”, ada beberapa tips yang bisa dicoba:

  • Pilih tempat tinggal yang strategis, dekat dengan transportasi umum.
  • Kurangi nongkrong mahal setiap minggu, ganti dengan aktivitas yang lebih hemat.
  • Audit langganan digital, batalkan yang tidak terlalu penting.
  • Mulai biasakan membuat budget bulanan yang jelas.

Kedengarannya klise, tapi kalau konsisten dipraktikkan, efeknya terasa banget.

Kesimpulannya, gaji UMR di kota besar kayak Jakarta memang masih masuk kategori “cukup buat bertahan,” tapi belum tentu bisa memberikan ruang yang nyaman, apalagi untuk menabung atau memiliki gaya hidup yang ideal.

Jadi, buat anak muda zaman now, kuncinya ada di cara mengatur uang dan mencari peluang tambahan. Kalau bisa kreatif, adaptif, dan pintar-pintar atur siasat, hidup di kota besar tetap bisa berjalan, meskipun tantangannya lumayan bikin pusing.

Penulis: Flovian Aiko