M. Reza Sulaiman
Cosplayer Nami dan IShowSpeed. (instagram/kameaam)

Dulu, kalau kamu bilang mau jadi gamer atau cosplayer, mungkin orang tua langsung ngomel, "Itu kan cuma buang-buang waktu!"

Namun, di era digital sekarang, banyak anak muda yang berhasil membuktikan kalau "main-main" justru bisa jadi profesi yang menghasilkan. Mulai dari cosplay hingga streaming game, aktivitas yang dulunya hanya dianggap hobi kini bisa menjadi sumber pendapatan utama.

Cosplay: Bukan Cuma Soal Kostum, tapi Industri Kreatif

Cosplay, singkatan dari “costume play,” kini telah berkembang menjadi sebuah industri global. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, komunitas cosplay semakin besar dan bahkan bisa membuka peluang kerja yang nyata.

Cosplayer profesional tidak hanya tampil di event, tapi juga bekerja sama dengan brand, menjadi model promosi, hingga membuka jasa pembuatan kostum yang omzetnya tidak main-main.

Nge-game Sampai Pagi: Dari Hobi Jadi Profesi Jutaan Dolar

Dulu, bermain game sering dianggap hanya membuang waktu. Namun, perkembangan platform seperti Twitch, YouTube Gaming, dan Facebook Gaming mengubah total pandangan itu. Streamer kini bisa mendapatkan penghasilan dari donasi, iklan, subscription, hingga sponsor dari merek-merek besar.

Streamer populer bisa menghasilkan jutaan dolar per tahun. Menariknya, streamer dengan audiens menengah juga tetap berpotensi menjadikan aktivitas ini sebagai penghasilan tetap.

Data dari Mogul bahkan menyebutkan bahwa streamer kecil hingga menengah di Twitch bisa mendapatkan $50 hingga $3.000 per bulan (sekitar Rp750 ribu hingga Rp45 juta), tergantung pada jumlah penonton dan faktor lainnya.

Di Indonesia, fenomena ini sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Nama-nama seperti Jess No Limit, MiawAug, dan Windah Basudara berhasil menjadikan streaming bukan hanya sebagai profesi, tapi juga sebagai pintu menuju popularitas dan kolaborasi dengan brand besar.

Dari Foto Sampai Fanfic: Semua Bisa Jadi Duit

Selain cosplay dan game, banyak hobi lain yang kini bisa dikomersilkan lewat konten digital. Fotografi, memasak, menggambar, hingga menulis fanfiction bisa menghasilkan uang lewat platform seperti Instagram, TikTok, Patreon, dan Wattpad.

Menurut Brands on Brands, sekitar 57% Gen Z memiliki keinginan untuk menjadi influencer atau kreator konten. Data ini menegaskan bahwa profesi kreator digital kini dipandang sebagai jalur karier yang nyata dan menjanjikan bagi generasi muda.

Sisi Gelapnya: Saat Hobi Jadi 'Kerja Kantoran'

Meski kedengarannya seperti mimpi, mengubah hobi menjadi pekerjaan bukan tanpa risiko. Ketika hobi sudah menjadi profesi, ada tekanan untuk selalu produktif dan menghasilkan konten.

Streamer harus konsisten live berjam-jam, cosplayer harus mengeluarkan biaya besar untuk kostum, dan kreator digital harus terus mengikuti tren agar tidak ditinggalkan audiens.

Namun, banyak anak muda yang tetap memilih jalur ini karena mereka merasa lebih puas melakukan hal yang mereka cintai. Seperti kata pepatah, “Kerja yang paling menyenangkan adalah ketika hobi dibayar.”

Fenomena mengubah hobi menjadi profesi ini membuktikan bahwa era digital membuka banyak sekali peluang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Dari panggung cosplay hingga layar streaming game, anak muda kini punya banyak jalan untuk menjadikan passion mereka sebagai sumber penghasilan. Tantangannya memang besar, tapi peluangnya juga tidak kalah menjanjikan.

Penulis: Flovian Aiko