Belum lama ini, media sosial digemparkan dengan tagar “Indonesia Terserah” yang kini menjadi salah satu berita yang banyak disoroti publik.
Awalnya berita ini muncul karena banyak yang beranggapan bahwa tagar viral tersebut merupakan bentuk kekecewaan tenaga medis kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan dan masyarakat yang menganggap remeh Covid-19.
Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mulai keluar rumah dengan tidak mengikuti protokol kesehatan dan melanggar kebijakan pemerintah mengenai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Masyarakat yang tidak memakai masker dan tidak melakukan physical distancing mulai terlihat di jalanan, termasuk pusat perbelanjaan yang ramai serta bandara dan transportasi publik yang sudah mulai beroperasi sehingga menyebabkan timbulnya krumunan orang.
Kurangnya public trust terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai labil dan bahkan membuat masyarakat bingung serta merasa dipermainkan menjadi salah satu alasan masyarakat seolah tidak penduli dengan apa yang sedang terjadi alih-alih mengabaikan kebijakan pemeritahan Presiden Jokowi .
Selain itu, permasalahan mengenai kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 dinilai tidak ada satu komando yang jelas. Hal ini terlihat dari kementerian dan lembaga pemerintahan yang masih manggunakan kebijakannya masing-masing tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu.
Padahal konsep atau prinsip dasar dalam menangani permasalahan nasional seperti ini adalah bersatu dan adanya satu komando yang jelas agar seluruh pihak tidak merasa dirugikan. Namun kenyatannya, banyak instansi dan lembaga yang memiliki kebijakan dan kepentingan masing-masing sehingga tak jarang kebijakan tersebut saling bertolak belakang. Hal ini lah yang menjadikan masyarakat merasa dipermainkan oleh pemerintah.
Jika dilihat dari permasalahan mengenai kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19, gaya kepemimpinan menurut Gary Yukl yang dianut oleh Presiden Jokowi adalah kepemipinan partisipatif dengan bentuk pendelegasian, yaitu memberikan tanggung jawab dan kekuasaan kepada seluruh instansi dan lembaga pemerintahan untuk mengambil keputusan yang nantinya akan disetujui terlebih dahulu oleh Presiden Jokowi.
Munculnya #IndonesiaTerserah sudah seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah karena ini merupakan bentuk suara masyarakat. Maka dari itu, Presiden Jokowi perlu mengkoreksi ulang kebijakan PSSB agar lebih jelas dan konsisten, serta mengkaji ulang kebijakan mengenai kelonggaran PSBB dengan disertakan data dan bukti yang jelas yang dapat dipahami oleh masyarakat. Selain itu, meminimalisir kebijakan yang bertolak belakang antar instansi dan lembaga juga menjadi salah satu cara agar masyarakat tidak merasa dipermainkan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Sektor Pariwisata Bakal Dibuka, Jokowi: Strategi Khusus Harus Disiapkan
-
Berisiko Besar, Jokowi: Kultur Baru di Sektor Pariwisata Harus Disiapkan
-
Tanggapi Skema New Normal, Fadli Zon: Rakyat Bukan Kelinci Percobaan
-
Sambut New Nomal, Ini Instruksi Jokowi Terkait Protokol Sektor Pariwisata
-
Jokowi: Pandemi Corona Ubah Tren Pariwisata Dunia
News
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
-
Tingkatkan Literasi Finansial, Komunitas Cademine Gelar Edukasi di Kasang
-
Komunitas Perlitas Membingkai Semangat dan Kreativitas Penghuni Panti Laras
Terkini
-
Rekap Semifinal Indonesia Open 2025: Dominasi Wakil China Terputus
-
2 Perspektif Tifo Raksasa La Grande Indonesia di Laga Lawan China, Kamu Setuju yang Mana?
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran