Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | siti amanda amani
Ilustrasi pasar tradisional di Bandung. [Antara]

Virus Covid-19 saat ini tengah melanda di seluruh dunia dan mengakibatkan efek yang besar terhadap aktivitas ekonomi pasar. Banyak aktivitas ekonomi yang terhenti atau mengalami terkendala, termasuk aktivitas ekonomi mikro.

Melansir dari voxeu.org, akan adanya penurunan 10% dalam GDP yang bila dikalkulasikan dengan seluruh negara di dunia tidak akan memberikan efek yang signifikan, namun bila penurunan 10% berlangsung di suatu negara maka negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam pengembalian anggaran rumah tangga tahun depan kembali ke angka sebelum wabah ini menyerang.

Akan banyak pengusaha mikro yang mengalami nyaris atau bahkan akan bangkrut bila permasalahan ini diteruskan. Namun untuk pemerintah serta para penyedia layanan online seperti ojek online tidak akan mendapatkan dampak yang besar.

Di Indonesia sendiri, ketika ditetapkannya PSBB banyak pedagang pasar yang memilih metode penjualan via personal chat dengan memberikan nomer telpon atau whatsapp kepada para pembeli setianya agar tetap bisa melakukan pemesanan yang natinya akan dikirim ke rumah pembeli dan biasanya pengiriman akan dilakukan setelah mengumpulkan pesanan-pesanan pembeli di hari itu.

Metode ini di nilai kurang efisien dan efektif sebab pemasukan hanya datang dari pelanggan yang dikenal saja. Selain itu, bagi para penjual yang belum memiliki fasilitas yang memadai mengalami kerugian yang lebih besar sehingga beberapa diantaranya tetap nekat berjualan secara diam-diam.

Hal ini terus berlanjut hingga masa new normal atau kenormalan baru ditetapkan di mana aktivitas warga diperbolehkan kembali seperti semula dengan tetap menerapkan aturan protokal kesehatan dan menjaga jarak interaksi. Sayangnya, dengan kenormalan baru di mana aktivitas pasar mulai berjalan kembali menjadikan banyak pasar justru menjadi pusat baru penyebaran Covid-19.

Karena itu, langkah yang bisa ditempuh oleh pemerintah dalam masa kenormalan baru ini adalah dengan pengadaan pasar online di mana pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dan pengelola pasar dalam membuat suatu website atau aplikasi sebagai wadah tempat berjual beli dilaksanakan.

Dengan melalui website atau aplikasi tersebut pemerintah juga bisa membantu para pedagang untuk mempromosikan dagangannya untuk menarik para pembeli baru, selain itu dengan menggandeng pihak swasta yang berkecimpung dalam dunia transportasi online serta pengelola pasar dapat mengajak para ojek pangkalan yang juga mengalami kerugian sebagai media pendistribusian dari penjual kepada pembeli secara langsung setelah proses transaksi selesai.

Bersama para pengelola pasar juga menjadikan proses jual-beli secara online ini lebih terstruktur dan teratur serta juga terdapat pihak yang bertanggung jawab atas keberlangsungan aktivitas pasar.

Dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat, pemerintah dapat mengatasi persoalan perekonomian bagi para pelaku UMKM, tukang ojek yang tidak atau sulit mendapatkan penumpang serta pencegahan penyebaran Covid-19 agar tidak semakin bertambah banyak disaat masa kenormalan baru ini dimulai sekaligus mempersiapkan UMKM menuju masyarakat 5.0 secara efisien dan efektif.

siti amanda amani

Baca Juga