Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Albertus Sindoro
Messi dan skuat Barcelona. (Sumber: Twitter)

Tahun 2020 bukanlah tahun yang menggembirakan bagi FC Barcelona. Setelah drama di akhir musim 2019/2020, kini Barcelona dihadapkan dengan kenyataan yang cukup pahit. Beberapa pemain Barcelona dikabarkan hengkang sebelum La Liga bergulir. Sebut saja Ivan Rakitic yang resmi hijrah ke Sevilla, Arturo Vidal yang diisukan pindah ke Inter, Luis Suarez yang ingin menemani Ronaldo di Juventus, bahkan sang mega bintang, Lionel Messi yang kabarnya ingin hijrah setelah mengalami peforma buruk bersama Blaugrana.

Sebagai tim besar, apa yang dialami Barcelona di musim lalu merupakan hal yang berat. Setelah di tahun 2018 dan 2019 tersingkir dari kompetisi Eropa dengan cara menyakitkan, pada musim lalu Barcelona harus mengulang kegagalan tersebut, bahkan harus puasa gelar.

Kita bertanya, apa sebenarnya yang terjadi dengan Barcelona? Klub yang tampaknya sangat tangguh dengan kehadiran sosok ajaib dari Argentina, Lionel Messi harus menerima kenyataan tidak dapat menjuarai kompetisi apapun.

Kita sebagai orang awam hanya dapat menduga-duga beberapa kemungkinan. Barangkali jajaran petinggi klub kurang memahami kebutuhan tim untuk mendatangkan pemain kreatif, atau barangkali juga memang Barcelona memerlukan regenerasi pemain.

Apapun alasannya, mungkin pada musim 2020/2021 yang akan bergulir ini, Barcelona sedang memasuki tahap reformasi. Seperti yang kita ketahui, reformasi sendiri bertujuan membentuk kembali jatidiri sebuah institusi agar mampu bertahan dan melanjutkan tugas dan kegiatan dengan baik.

Hal penting yang harus diperhatikan klub di tengah reformasi tersebut ialah bagaimana membuat Barcelona kembali berjaya di masa depan.

Untuk mewujudkan kejayaan Barcelona, tampaknya kita perlu melihat regenerasi baik dalam hal pemain maupun staf kepelatihan. Dari segi kepelatihan, pemilihan Ronald Koeman sudah cukup tepat mengingat Koeman dapat dikatakan berhasil meregenerasi pemain Belanda sehingga di tahun 2019, timnas Belanda dapat mencapai babak final Liga Nasional Eropa.

Padahal, di tahun sebelumnya Belanda absen di gelaran Piala Dunia 2018. Koeman boleh dikatakan berhasi membawa regenerasi tim nasional Belanda ke arah yang baik.

Jika kita menjadikan contoh tim nasional Belanda sebagai proses regenerasi yang berhasil, kita perlu ingat juga bahwa proses tersebut tidak terjadi hanya dalam sekejap. Semua butuh proses.

Barangkali, proses transformasi tersebut dapat terjadi di Barcelona. Mungkin saja Barcelona akan puasa gelar lagi. Apalagi ditambah dengan kepergian beberapa pemain bintang.

Harapannya, kepergian beberapa bintang Catalan tersebut dapat menjadi solusi untuk menciptakan kestabilan klub sehingga dalam beberapa musim ke depan, harapannya Barcelona dapat menjadi kompetitor utama tidak hanya di La Liga, namun juga di level Eropa.

Sebagai fans Barcelona, anda sebaiknya perlu bersabar. Semua butuh proses. Memang tidak enak melihat klub kesayangan gagal meraih gelar. Namun percayalah, semoga Barcelona benar-benar sedang membangun jatidiri sebagai tim langganan juara. Visca Barca!

Albertus Sindoro