Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
Di Era yang Serba Online, Apakah Media Konvensional Dapat Bertahan?

Dunia kini telah memasuki kemajuan yang pesat. Hal ini juga berdampak pada kemajuan teknologi. Segala hal dapat dimudahkan dengan adanya teknologi, khususnya dalam komunikasi dan informasi. Hadirnya internet membuat sistem komunikasi dan informasi menjadi beragam. Era digitalisasi telah melanda seluruh dunia. Mau tidak mau, suka tidak suka, penduduk bumi harus menerima dan menyesuaikan diri.

Media informasi sangat penting bagi setiap orang untuk mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan. Media informasi awalnya berupa media konvensional seperti surat kabar, televisi, dan radio. Ketiga media konvensional ini memiliki masa kejayaannya masing-masing sebelum digitalisasi melanda.

Kini, banyak yang meragukan benteng pertahanan dari ketiga media konvensional tersebut. Bagaimana tidak, dewasa ini banyak orang yang mengakses internet untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Penikmat ketiga media konvensional tersebut rata-rata sudah mengakses internet. Sehingga, penurunan konsumen dari media cetak, televisi, dan radio tak terbantahkan lagi. Internet membawa banyak hal positif dalam hal kecepatan akses komunikasi dan informasi.

Dibanding media konvensional, kemudahan dan kecepatan internet menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, biaya yang terjangkau dan efisiensi media baru sangat memudahkan, di samping mobilitas masyarakat yang tinggi. Maka tak heran jika generasi post millennial lebih memilih mengakses informasi menggunakan internet.

Media cetak seperti koran, tabloid, dan majalah pun mengalami imbas dari maraknya internet dikalangan masyarakat. Media cetak yang menjadi primadona dalam penyebaran informasi pada tahun 1990-an, kini semakin menurun penikmatnya. Hadirnya berita online menjadi faktor utama berpindahnya pembaca. Berita online yang cepat dan mudah didapatkan, sangat digemari masyarakat.

Biaya dan proses produksi media online yang jauh lebih murah serta cepat pun menambah deretan panjang alasan industri media cetak terancam gulung tikar. Terancamnya keberadaan media konvensional khususnya media cetak pun banyak dikhawatirkan.

Konvergensi (penggabungan) media menjadi salah satu jalan keluar yang dapat dimanfaatkan para industri media. Berita online memang lebih memudahkan pembaca.

Namun berita yang rata-rata berupa straight news hanya mengabarkan berita sekilas dengan menyajikan poin penting dari isi berita tersebut. Sehingga para pembaca dapat menggali informasi yang lebih mendalam lewat media cetak seperti koran.

Lantas apa jawaban dari judul di atas? Dari beberapa penjelasan diatas, mungkin banyak pihak yang mengkhawatirkan keberadaan media konvensional di tengah merebaknya media baru. Namun penulis memiliki keyakinan bahwa media konvensional akan terus bertahan.

Hal ini didasarkan pada penikmat media itu sendiri. Setiap media punya pasarnya. Keadaan masyarakat Indonesia pun belum dapat disamaratakan khususnya dalam hal ekonomi, maka media konvensional masih akan eksis di tengah masyarakat.

Media cetak dianggap lebih kredibel atau dapat dipercaya dan minim hoax karena proses yang cukup panjang dengan melewati beberapa proses editing. Pilihan media sebagai sumber informasi pun menjadi salah satu penanda pendidikan dan pemikiran seseorang.

Pengiklan di media cetak pun lebih luas daripada media lain. Dari hotel, institusi pendidikan, hingga toko kelas menengah masih banyak yang membanjiri iklan di media cetak. Tak berlebihan jika dengan beberapa hal di atas menjadi penguat keberadaan media cetak dari sisi bisnis. Begitu pula dengan radio.

Akibat pandemi Covid-19, konsumen media mengalami perubahan yang cukup signifikan, khususnya konsumen Televisi. Baik penonton maupun durasi menontonnya, keduanya mengalami peningkatan. Selain untuk mengakses berita dan informasi terbaru mengenai Covid-19, kebijakan bekerja dan belajar dari rumah pun menjadi salah satu pemicu naiknya penonton televisi.

Konsumen akan menyesuaikan barang atau jasa yang dibutuhkannya. Sama halnya dengan kosmetik, penggunanya akan memilih mana yang sesuai dan cocok untuk kulitnya. Media pun memiliki peminatnya sendiri. Entah karena sesuai dengan kebutuhan, kenyamanan, atau alasan lain.

Media konvensional masih akan bertahan walau ada yang harus gulung tikar, namun tidak semua. Dengan konvergensi media, media konvensional dan media baru akan saling melengkapi, bukan mematikan. Apa yang ada di media konvensional akan dilengkapi di media baru, begitupun sebaliknya.