Pandemi COVID-19 yang jumlahnya terus bertambah di seluruh dunia telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kita sebagai manusia pun dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Sosial, ekonomi, gaya hidup, pendidikan, ibadah, dan hampir seluruh aspek kehidupan berubah karenanya.
Pandemi yang diperkirakan akan berlangsung lama ini lambat laun akan merubah kehidupan normal manusia. Tanpa disadari, penggunaan masker menjadi hal yang wajib dilakukan apalagi saat keluar rumah. Begitu pula dengan pemakian handsanitizer dan kebiasaan rajin mencuci tangan, akan menjadi hal yang harus dilakukan. Meskipun hal yang demikian baik adanya, namun akan menjadi berbeda bagi mereka yang tidak terbiasa melakukannya.
Pendidikan yang terbiasa dengan tatap muka di ruang kelas pun sekarang berubah menjadi 'tatap layar' ponsel maupun komputer. Hal ini menjadi wajar bagi daerah perkotaan dan daerah yang memiliki akses mudah. Namun, apakah daerah pedalaman yang akses jalannya pun sulit siap menerapkannya? Sehingga jaringan internet dan kuota internet saat ini menjadi kebutuhan pokok selain pangan.
Berkurangnya tatap muka akibat social distancing dan physical distancing yang diterapkan pemerintah pun dikhawatirkan akan mengurangi interaksi sosial antar masyarakat yang biasa terjadi di Indonesia. Identitas masyarakat Indonesia yang memiliki rasa sosial tinggi, tentunya akan menjadikan culture shock untuk beberapa saat.
Keadaan yang demikian, otomatis akan memengaruhi persaingan kerja yang akan terjadi pada masa mendatang. Kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan pandemi saat ini perlu disadari oleh masyarakat. Bisa jadi, kebutuhan kerja mendatang akan berbeda dengan sebelum terjadinya pandemi.
Perubahan-perubahan yang akan dialami masyarakat nampaknya sangat minim diperhatikan karena hampir semua orang tengah sibuk meredam persebaran virus. Padahal kemungkinan terburuknya adalah pandemi akan berlangsung lama dan masyarakat belum siap untuk menghadapinya.
Seharusnya di samping memerangi virus, masyarakat pun menyiapkan diri untuk keadaan terburuknya, yaitu berubah menjadi kebiasaan normal yang baru.
Artikel Terkait
News
-
Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya
-
Lari sambil Menanam: Mandatalam Earth Run 2025 Buktikan Olahraga Bisa Selamatkan Bumi!
-
Ngakak Bareng Aa' Juju, Petualangan Kocak di India Bikin Netizen Ketagihan!
-
5 Film Horor Terbaik Sepanjang Masa Versi Rotten Tomatoes, Siap Uji Nyali?
-
Tersandung Narkoba, Podcast Lama Onad bersama Denny Sumargo Kembali Viral
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Dituntut Sanksi Hukuman 50 Kerbau usai Stand Up Comedy Singgung Adat Toraja
-
Jessica Iskandar Bangga dengan Hasil Rapor El Barack: You Are My Einstein!
-
4 Serum Korea Glutathione, Bikin Wajah Glowing Merata dan Cegah Flek Hitam!
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya
-
Pemilik Anabul Wajib Tahu! 10 Kesalahan Ini Bikin Hewan Peliharaanmu Menderita