Viral sebuah Wedding Organizer (WO) yang bernama Aisha Weddings, sebuah jasa penyelenggaraan perkawinan sekaligus mempromosikan kawin siri, menikah pada usia dini dan poligami, hal itu membuat Jaringan Gusdurian angkat bicara.
Koordinator Gusdurian, Alissa Wahid menyampaikan tiga pernyataan sikap dalam siaran persnya terkait kejadian tersebut.
Pertama, mendukung sepenuhnya langkah Kemenetrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk melakukan tindakan tegas kepada semua pihak yang mengampanyekan atau menganjurkan pernikahan di bawah umur.
Kedua, mendukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk menegakkan UU Perlindungan Anak (UU No.23 Tahun 2002 dan UU No.35 Tahun 2014) dan UU Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974 dan UU No.16 Tahun 2019.
Ketiga, mendorong Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk terus melakukan upaya pencegahan perkawinan anak di seluruh tanah air.
"Kampanye pernikahan dini tersebut juga bertentangan serta mengingkari tujuan agama yakni terciptanya kemaslahatan bersama, termasuk kemaslahatan keluarga dan anak," katanya dalam siaran pers pada Kamis (11/2/2021).
Selain itu, menurut putri Gus Dur tersebut, perkawinan anak berisiko menimbulkan persoalan di tingkat keluarga seperti kemiskinan, konflik, kekerasan dalam keluarga dan, kehancuran keluarga.
"Sehingga tidak akan terwujud kemaslahatan sakinah mawaddah rahmah bagi setiap orang dalam keluarga. Pada akhirnya hal itu akan berujung pada timbulnya berbagai persoalan di tingkat negara dan bangsa seperti Indeks Pembangunan Manusia yang rendah, kualitas warga yang rendah, problem kesehatan masyarakat, angka kematian Ibu dan Bayi, stunting, tingkat pendidikan terutama perempuan, kemiskinan," ujarnya.
Ia berpandangan, peristiwa ini merupakan puncak gunung es yang di belakangnya telah dilatari oleh semakin menguatnya pemahaman keagamaan yang sempit sekaligus dibiarkannya praktik-praktik ultra konservatif dalam beragama yang justru merugikan dan jauh dari tujuan-tujuan agama.
"Hal itu ditambah dengan budaya patriarki yang masih sangat kuat, rendahnya pendidikan, kemudahan mekanisme nikah tak tercatat, dan tingginya tingkat kemiskinan," ungkapnya.
Artikel Terkait
News
-
Rieke Diah Pitaloka Blak-blakan Soal Kinerja Uya Kuya dan Eko Patrio di DPR
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Pestapora Minta Maaf soal Freeport, Gestur Kiki Ucup Dihujat: 'Minimal Tangan Jangan di Saku!'
-
Babak Baru Kasus Penjarahan Rumah Uya Kuya: 12 Orang Resmi Jadi Tersangka, Terancam 7 Tahun Bui!
Terkini
-
Intens Tapi Estetik! Intip Teaser MV Lagu Debut Solo Haechan NCT 'CRZY'
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Penayangan Witch Hat Atelier Anime Ditunda, Pindah Tayang ke Tahun 2026
-
Penayangan Black Phone 2 Makin Dekat, Universal Pictures Rilis Trailer Baru
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan