Semua orang pasti menginginkan bentuk tubuh yang ideal. Apalagi para perempuan yang sangat menjunjung tinggi penampilan. Biasanya orang-orang melakukan diet untuk menjaga agar tubuh mereka tetap ideal atau sebaliknya ada juga orang yang makan banyak agar berat tubuhnya menjadi bertambah.
Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa ada orang yang makan banyak akan tetapi tubuh mereka tidak gemuk alias gendut. Apakah ini memang metabolismenya yang bagus atau ada hal lainnya yang ikut mempengaruhi?
Dilansir dari Times of India, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor inilah yang membuat orang yang makan banyak tetap tidak gendut.
1. Metabolisme
Banyak orang beranggapan metabolisme yang cepat menjadi alasan orang makan banyak tetapi tidak gendut. Namun ternyata bukan ini satu-satunya alasan. Faktor genetika, nutrisi, dan bahkan faktor perilaku ikut menjadi andil dalam kelangsingan tubuh seseorang.
Terkadang kita berasumsi orang yang makan banyak di depan kita akan selalu makan banyak di setiap kesempatan. Faktanya mungkin saja mereka makan banyak sewaktu berada di dekat anda, tapi tidak di lain waktu sehingga kalorinya akan sama dengan makanan yang anda makan.
2. Aktif secara fisik
Faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu tingkat aktivitas fisik yang dilakukan oleh orang tersebut. Aktif disini bukan berarti mereka menghabiskan waktu berlama-lama untuk berolahraga. Yang perlu dilakukan adalah bergerak setiap hari seperti layaknya kita melakukan pekerjaan rumah tangga.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat membakar kalori dalam jumlah besar sehingga berat badan dapat terjaga dan tubuh tetap sehat.
Selain itu, ada tipe orang yang kalorinya terbakar lebih banyak dari pada kita meski kita melakukan olahraga yang sama dengan mereka. Jika seperti ini maka itu berarti faktor genetik mereka yang mempengaruhinya.
3. Faktor genetika
Genetika merupakan suatu hal yang utama yang membantu seseorang untuk menambah atau mengurangi berat tubuh. Menurut sebuah studi 2019 yang duterbitkan dalam PLOS Genetics, lebih 250 wilayah DNA dapat di kaitkan dengan kasus obesitas.
Data tersebut dikumpulkan peneliti dari 1.622 orang sehat dengan indeks massa tubuh rendah, 1.985 orang dengan obesitas berat dan 10.433 orang dengan berat badan normal.
Dari penelitian ini didapatkan sebuah kesimpulan jika partisipan kurus memiliki lebih sedikit gen yang terkait dengan obesitas.
Selain yang telah disebutkan di atas, pola tidur, gaya hidup, asupan alkohol, pilihan makanan, serta aktivitas fisik juga menjadi penentu berat badan anda. Untuk itu jika menginginkan tubuh yang ideal maka mulailah berlaku gaya hidup sehat.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Bahaya PCOS dan Obesitas saat Hamil: Bayi Berisiko Lahir dengan Berat Badan Rendah!
-
Penyebab Excess Skin, Kulit Bergelambir pada Mantan Obesitas dan Cara Mencegahnya
-
Waspadai Obesitas dan Leher Menghitam pada Remaja Perempuan, Pertanda PCOS?
-
Desain Aturan Cukai Minuman Berpemanis Tengah Digodok Anak Buah Sri Mulyani
-
Lupakan Gawai, Ini Cara Asyik Olahraga Bareng Anak di Gym Kekinian
News
-
Sukses Digelar, JAMHESIC FKIK UNJA Tingkatkan Kolaborasi Internasional
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Bicara tentang Bahaya Kekerasan Seksual, dr. Fikri Jelaskan Hal Ini
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
Terkini
-
Kembali Kolaborasi dengan Netflix, Zack Snyder Siap Garap Film Action
-
5 Ide Mix and Match Denim ala Mim Rattanawadee untuk Tampilan yang Trendi
-
Ulasan Film The Lady In The Van, Wanita Misterius di Balik Van Tua
-
Tiket Ludes Terjual, SEVENTEEN Tambah Konser di Jakarta pada 9 Februari
-
Min Hee-jin Tuntut Saham ADOR Miliknya Dibeli HYBE