Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Muhammad Hafizh Ramadhan
Petugas Bawa Senjata Pelumpuh Drone di PON Papua. (Twitter/@kamto_adi)

Momen pembukaan PON XX Papua di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, (2/10/2021) jadi sorotan warganet di media sosial. Sebuah akun Twitter mengunggah foto yang diduga personel Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) sedang mengarahkan sebuah alat menyerupai teleskop ke langit Papua.

Akun ini mengatakan, alat tersebut adalah senjata pelumpuh drone-drone liar yang terbang tanpa izin saat pembukaan PON XX di Papua. Aksi pelumpuhan pesawat udara tanpa awak di Indonesia bukan kali ini saja terjadi. 

Sebelumnya, TNI AU yang menurunkan tim pengendali drone Dispotdirga (Dinas Pembinaan Potensi Dirgantara) bersama Paspampres, Puspen dan Dispen menjatuhkan 15 drone liar menggunakan alat pelemah sinyal pada acara Pemecahan Rekor Dunia Tari Poco-poco yang diikuti lebih dari 65.000 peserta di silang Monas, Jakarta, Minggu (5/8/2018).

Di Indonesia, pengoperasian drone sendiri diatur melalui peraturan resmi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengamanan Udara RI, pesawat udara tanpa awak dengan kamera dilarang beroperasi pada jarak kurang dari 500 meter dari batas terluar suatu kawasan udara terlarang atau kawasan udara terbatas.

Kawasan terlarang tersebut meliputi Istana Presiden, instalasi nuklir, dan objek vital nasional yang bersifat strategis. Bagaimana cara kerja senjata pelumpuh drone ini? Senjata pelumpuh drone ini memiliki beberapa jenis, salah satunya Drone Gun. Pelumpuh drone yang didesain oleh perusahaan Australia DroneShield ini dibuat untuk melumpuhkan drone liar yang muncul di wilayah tertentu tanpa izin.

Drone Gun berfungsi sebagai jammer yang akan mematikan sinyal drone dengan frekuensi jamming 2,4 GHz hingga 5,8 GHz, termasuk mematikan GPS dan GLONNAS (sistem navigasi satelit Rusia) dari jarak maksimal 1,2 mil. Saat drone terkena serangan Drone Gun, sang pilot pun tidak dapat mengendalikan drone-nya dari jarak jauh.

Drone Gun memiliki daya jangkau hingga 2 kilometer terhadap drone yang menjadi target untuk dilumpuhkan. Penggunaan Drone Gun ini sendiri tidak akan merusak drone yang menjadi target tapi memaksa drone mendarat dan diturunkan ke titik awal penerbangan. Drone juga memiliki baterai dengan daya tahan hingga 2 jam.

Meski Drone Gun memiliki berat sekitar 6 kilogram, alat ini masih cukup ringan untuk dibawa dan digunakan oleh satu orang. Apalagi, untuk menggunakannya tidak memerlukan keahlian khusus. Selain Drone Gun, masih ada beberapa jenis senjata pelumpuh drone seperti SkyWall. Senjata pelumpuh drone ini berbentuk mirip bazoka ringan yang dapat dioperasikan oleh satu orang.

Berbeda dengan Drone Gun, SkyWall akan mengeluarkan semacam jaring untuk menangkap drone yang diincar. Setelah drone berhasil ditangkap, maka akan keluar parasut untuk mendaratkan drone dengan mulus tanpa merusaknya.

Muhammad Hafizh Ramadhan