Setiap generasi pasti punya ciri khas, sekaligus kebiasaan dan gaya hidupnya masing-masing. Termasuk dalam persoalan mengelola keuangan.
Nah, supaya uang gajimu gak habis begitu saja tanpa kejelasan, ada baiknya kenali kesalahan keuangan apa aja yang kerap dilakukan oleh generasi milenial. Seperti apa? Simak ulasannya lebih lanjut, yuk!
1. Terlalu konsumtif
Generasi milenial memang sangat dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Jika dulu untuk berbelanja mesti ke toko atau pusat perbelanjaan, sekarang sudah bisa dilakukan di mana saja lewat gadget. Gampang banget, kan?
Sayangnya, kemudahan berbelanja memiliki dampak buruk, yakni pola hidup jadi konsumtif. Akibatnya, banyak generasi milenial yang terjebak perilaku konsumtif tersebut. Meski gaji besar, tapi tabungan minim, apalagi buat investasi.
2. Mudah termakan gengsi
Dengan merebaknya penggunaan media sosial, mau gak mau, kita senantiasa dihadapkan pada budaya pamer. Dan mesti diakui, hal ini juga berdampak pada gaya hidup sehari-hari, termasuk generasi milenial.
Kini, membeli barang gak hanya dilihat dari fungsi, bahkan urusan fungsi ini kerap jadi bahan pertimbangan ke sekian. Yang paling utama adalah gengsi. Tak pelak, banyak yang rela berhutang demi mendapatkan barang mewah dengan cara mencicil. Termakan gengsi!
3. Cashless bikin boros
Kemudahan teknologi yang juga dihadirkan saat ini gak hanya dari tempat berbelanja, tapi juga dari aspek pembayaran. Metode pembayaran cashless, baik dengan kartu kredit maupun lewat HP terasa begitu memudahkan.
Akibatnya, kamu jadi gak berasa mengeluarkan uang. Tahu-tahu saldo tabungan sudah tipis akibat keasyikan belanja tanpa mengeluarkan uang tunai.
4. Terlalu banyak cicilan
Gak hanya cicilan berupa barang yang begitu gampang, cicilan uang pinjaman pun kini sudah tersedia di mana-mana, dan dengan syarat yang mudah. Akibatnya, banyak generasi milenial yang gajinya habis untuk membayar cicilan.
5. Self-reward kebablasan
Gak ada yang salah untuk menghadiahi diri sendiri. Hanya saja, caranya jangan sampai malah menyusahkan diri sendiri. Misalnya, jalan-jalan ke luar negeri sebagai self-reward, tapi biayanya dengan cicilan. Jalan-jalannya sudah selesai, hutangnya gak kelar-kelar. Jadi, boleh saja menghadiahi diri sendiri, tapi jangan kebablasan, ya!
Semoga uraian tadi bisa jadi evaluasi sekaligus bahan pembelajaran untuk berbenah diri, ya. Biar cepat sadar!
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Aplikasi Pengatur Keuangan, untuk Mencapai Wishlist dan Resolusi 2022
-
Krisis Keuangan Sekolah Swasta di Era Pandemi
-
Jaga Transparansi, BPKH Pertahankan SMAP ISO 37001:2016
-
77.219 Kendaraan Bermotor di Lhokseumawe Tunggak Pajak
-
Asuransi di Indonesia Kerap Bermasalah, OJK Diminta Bentuk Lembaga Penjamin Pemegang Polis
News
-
7 Rekomendasi Cushion Minim Oksidasi, Ringan dan Awet Sepanjang Hari
-
Bahas Evaluasi Formatif, Dr. Elfis Isi Kuliah Umum di UIN Bukittinggi
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
Terkini
-
Sinopsis Film How to Train Your Dragon (2025), Kisah Pertemanan Manusia dan Naga
-
Review Series The King of Pigs, Kisah Balas Dendam dari Luka yang Terpendam
-
Review Film The Winter Lake: Ketika Rahasia Mengapung ke Permukaan
-
ATEEZ Maknai Cinta sebagai Proses Saling Menerima dalam Lagu Time of Love
-
Film Roman Dendam: Balas Dendam Luka Lama yang Menyingkap Konspirasi Besar