Kelompok Tani Aeng Lestari melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada warga desa dan anggota kelompok tani di Desa Bunten Barat, Kecamatan Ketapang, Selasa (13/09/2022).
Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik ini di narasumberi oleh Ketua Kelompok Tani Aeng Lestari Desa Bunten Barat yakni bapak Mahfud.
“Pelatihan pembuatan pupuk organik ini bertujuan untuk membantu petani di Desa Bunten Barat agar dapat membuat pupuk sendiri dan tidak bergantung pada pupuk yang berbahan kimia. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan karena lahan pertanian sudah mulai rusak akibat dari penggunaan pupuk kimia,” ujar pak Mahfud.
Pelatihan pembuatan pupuk organik ini dibagi menjadi 2, yakni pupuk organik cair (POC) dan pupuk organik padat (POD). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini sangat mudah ditemui di lingkungan sekitar, terlebih Desa Bunten Barat ini adalah desa yang terkenal dengan hasil pertanian rempahnya.
Bahan pembuatan pupuk organik cair (POC) ini sebagian besar berasal dari rempah-rempah seperti, temulawak, kunyit, jahe, jantung pisang, nanas, kencur, terasi, garam, tetes, dan EM4. Bahan-bahan ini dihaluskan dan dicampur menjadi satu kemudian didiamkan selama 2 minggu di dalam tong besar dan tertutup untuk proses fermentasi sebelum pupuk siap digunakan.
Sedangkan bahan pembuatan pupuk organik padat (POD) berasal dari kotoran hewan, limbah organik sayur, sekam padi, abu bakar, terasi, tetes, dan EM4. Bahan-bahan kemudian dicampur dan didiamkan selama dua minggu ditempat yang kedap udara untuk proses fermentasi sebelum pupuk siap digunakan.
Penggunaan pupuk organik untuk tanaman ini tidak ada batasan maksimal pemberiannya, semakin banyak pupuk yang diberikan akan semakin baik. Selain itu, pupuk organik ini juga tidak memiliki waktu kedaluwarsa pemakaian, semakin lama pupuk ini didiamkan maka semakin baik proses fermentasinya.
“Dengan menggunakan pupuk organik cair ini tumbuhan yang nantinya kita makan tentunya akan lebih aman dikonsumsi dan menjaga kondisi tanah agar tidak tandus akibat penggunaan pupuk kimia,” ujar pak Mahfud.
“Hasil pembuatan pupuk organik ini nantinya akan dibagikan ke anggota kelompok tani secara gratis dan juga di jual ke petani lainnya yang membutuhkan dengan harga yang murah,” imbuhnya.
Artikel Terkait
-
Tim PkM MWA UNY Lakukan Pelatihan Public Speaking di Kampung Wisata Krapyak IX Margoagung Seyegan Sleman
-
Raffi Ahmad Ceritakan Apa yang Diajarkan Prabowo di Pelatihan Kabinet Merah Putih: Salah Satu, Salah Semua
-
PPM Manajemen Cetak SDM Unggul Lewat Pelatihan Project Management Professional
-
Bersinergi dengan UNDP, Cakap Hadirkan Pelatihan Inovatif untuk Pelajar di Kota Karang - Kupang
-
Menko Airlangga Dapat Rapor Merah dari BPK: Ribuan Peserta Kartu Prakerja Tak Memenuhi Syarat
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam