Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | widiatmoko widiatmoko
Pencanangan ST 2023 oleh Sekda DIY bersama Kepala BPS Prov DIY (DokPribadi/Widiatmoko)

Tahun 2023 merupakan tahun penuh tantangan bagi Bangsa Indonesia dan juga semua negara di dunia. Ancaman krisis ekonomi global di sektor pangan, energi bahkan kemungkinan semakin parah dengan bencana iklim. Maka diperlukan kesiapan dari pemerintah serta dukungan dari seluruh elemen bangsa untuk berkolaborasi menjalani.

Data Pertanian Dasar Pengambilan Kebijakan

Kebijakan nasional secara makro dan sektoral membutuhkan data dasar untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah. Khususnya sektor ketahanan pangan, hal ini yang dijanjikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menyajikan hasil Sensus Pertanian 2023.

Rilis BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72 persen pada triwulan 3 Tahun 2022. Sektor pertanian sebagai salah satu leading sector utama selain industri dan pertambangan sehingga menjadikan optimisme dan harapan terhadap sektor ini. Kontribusi sektor pertanian yang besar terhadap perekonomian nasional yaitu 14 persen dan serapan yang besar terhadap tenaga kerja merupakan tumpuan bagi sekitar 26 juta rumah tangga yang ada di Indonesia.

Bahkan ketika pandemi dengan kontraksi ekonomi yang sangat berat, justru sektor pertanian mampu terus melaju. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian perlu terus mendapatkan penguatan dengan berbagai dukungan program dan kebijakan.

Pemerintah tentu membutuhkan data yang digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan secara regional, nasional, bahkan secara global ketika dibutuhkan. Cakupan data yang akan dihasilkan pada Sensus Pertanian 2023 diharapkan mampu menjawab tantangan isu pertanian secara berkelanjutan dalam Sustainable Development Goals. Merupakan isu utama secara global dan regenerasi petani sebagai alih generasi beserta modernisasi di sektor pertanian.

Harapan Besar Sensus Pertanian 2023

Sensus pertanian Tahun 2023 merupakan sensus ketujuh yang sudah dilaksanakan oleh BPS sejak Tahun 1963, pendataan pada tahun depan akan mencakup tujuh subsektor yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan jasa pertanian.

Berbagai penyempurnaan isian yang akan digunakan BPS mengacu pada sensus pertanian berstandar internasional oleh Food and Agriculture Organization (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Census of Agriculture (WCA). Keterbandingan data hasil sensus tidak hanya digunakan secara nasional namun juga dapat digunakan sebagai perbandingan global.

Kedaulatan pangan nasional merupakan tantangan serta permasalahan global yang harus mendapatkan solusinya. Hasil Sensus Pertanian 2023 diharapkan menjadi Guidance, karena BPS sebagai penyedia official statistic menjanjikan akan menyajikan data pertanian secara komprehensif termasuk data kewilayahan geospasial.

Secara menyeluruh Sensus Pertanian 2023 akan mendata usaha rumah tangga pertanian, kelompok, dan perusahaan pertanian. Dengan cakupan diseluruh wilayah Indonesia diharapkan Sensus Pertanian 2023, menjadi jawaban atas kebutuhan data dasar pertanian bagi pemerintah dalam mengambil keputusan.

Sensus Pertanian 2023 akan meyajikan potensi ketahanan pangan terintegrasi menyeluruh melalui struktur pertanian regional dan kewilayahan geospasial. Pemetaan potensi secara jelas maka kedaulatan pangan yang diharapkan akan dapat terwujud. Begitu juga kesejahteraan petani secara simultan dapat diwujudkan dengan hadirnya program pemerintah yang terus berpihak kepada petani gurem yang ada.

Widiatmoko, Statistisi BPS Provinsi D.I Yogyakarta

widiatmoko widiatmoko