Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Maula Nova
Tim PPK Ormawa HMTL bersama warga meakukan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzym

Tim PPK ORMAWA HMTL UNEJ mengadakan pelatihan pembuatan eco-enzyme pada Rabu, 10 Juli 2024 yang berlokasi di Kantor Balai desa Kemuning Lor, Kabupaten Jember. Pelatihan tersebut diikuti Kepala Desa Kemuning Lor, Ketua dan Anggota PKK Desa Kemuning Lor, Karang Taruna, perangkat desa, Tim PPK ORMAWA HMTL, dan Tim Pendukung Ormawa HMTL Universitas Jember.

Pembuatan eco-enzyme merupakan salah satu metode untuk mengurangi limbah organik yang biasanya dibuang sembarangan karena dapat terurai secara alami. Pengolahan sampah menjadi eco-enzyme tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan produk yang berguna.

Dampak positif dari eco-enzyme yakni dapat mengurangi limbah organik selain itu juga memiliki nilai ekonomis sehingga warga dapat memanfaatkan eco-enzyme untuk berbagai keperluan. Eco-enzym merupakan hasil dari pengolahan limbah dapur khususnya limbah organik yang difermentasi menggunakan gula tebu atau molase (sisa cairan yang dihasilakan dari proses pembuatan gula dari bahan baku tebu) dan air dengan perbandingan bahan yang digunakan adalah 10:3:1 untuk air : sayur : molase.

Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembuatan eco-enzyme. Berikut tahapannya:

  1. Limbah yang digunakan merupakan limbah dapur (organik) seperti kulit buah dan sisa sayuran yang sudah dicacah dan dimasukkan dalam wadah
  2. Jika bahan sudah siap, lalu siapkan larutan air gula jawa (aren/tebu)/molase
  3. Masukkan larutan tersebut ke dalam wadah lalu aduk hingga semua bahan tercampur
  4. Pastikan wadah tertutup dengan rapat agar tidak terdapat udara yang keluar-masuk yang dapat memperlambat proses fermentasi
  5. Simpan wadah tersebut dalam suhu ruang kering serta terhindar dari sinar matahari secara langsung

Wadah tersebut perlu dibuka setiap hari pada 2 minggu pertama, hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan gas yang terdapat dalam wadah. Proses fermentasi dilakukan selama 3 bulan dan cairan yang dihasilkan berwarna coklat tua dan memiliki bau manis asam yang kuat. Eco-enzym dapat digunakan untuk pupuk tanaman, memperbaiki kualitas tanah, membersihkan toilet, dan membersihkan alat yang atau berkarat atau kotor.

Pelatihan disambut antusias warga yang turut mempraktikkan secara langsung pembuatan eco-enzym. Beberapa diantaranya yakni dari anggota PKK, kelompok karang taruna, serta kelompok remaja harapan baru. Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias dan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Maula Nova