Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Fathorrozi 🖊️
Kaesang Pangarep. (Instagram/kaesangp)

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono beberapa waktu lalu diketahui menumpangi pesawat jet pribadi Gulfstream G650ER saat pelesiran ke Amerika Serikat.

Penggunaan jet pribadi yang ditumpangi Kaesang dan Erina menjadi perbincangan ramai di media sosial hingga menimbulkan kontroversi. Kaesang lalu dilaporkan kepada KPK oleh Boyamin Saiman (Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia) dan Ubaidillah Badrun (Dosen Universitas Negeri Jakarta) atas dugaan gratifikasi jet pribadi.

Sebagai tindak lanjut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Nawawi Pomolango, menangani laporan atas dugaan penerimaan gratifikasi jet pribadi yang menyeret nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.

Baru-baru ini, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menyampaikan kata-kata yang dianggapnya tak bijak. Ia menyinggung soal pesawat jet pribadi dan tiket gratifikasi.

Hal itu ia katakan saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi bertajuk "Konflik Kepentingan sebagai Pintu Masuk Korupsi" yang digagas oleh ICW, Selasa (24/9/2024).

Mulanya Nawawi Pomolango menyatakan bahwa sesuatu yang akan disampaikannya bukanlah pantun, tetapi merupakan pesan tak bijak.

"Ini bukan pantun, tapi lebih ke pesan tak bijak, gitu. Jadi, bukan pantun, tapi pesan tak bijak," ucap Nawawi Pomolango dilansir dari media sosial X @BangPino__, Rabu (25/9/2024).

Nawawi menjelaskan, jika pantun pada umumnya setiap bait diikuti dengan lontaran kata 'cakep', pada kesempatan tersebut ia meminta audiens untuk tidak melakukan hal yang sama dengan mengulangi kata 'cakep'.

"Kalau pantun itu biasanya setiap bait diikuti dengan kata 'cakep', ini jangan diikutkan dengan kata 'cakep'. Ini sudah pada cakep semua, ngapain kita ulangi pernyataan cakep," paparnya.

Lalu, Nawawi meminta setiap bait yang disampaikannya disambut dengan kata COI sebagai akronim dari Conflict of Interest.

"Tapi, diganti kata 'COI'. Itu artinya Conflict of Interest. Jadi, selalu mengingatkan kita bahwa Conflict of Interest itu sangat hati-hati untuk mengelolanya,” sambung Ketua KPK RI.

Berikutnya, Nawawi membacakan dua pantun yang disambut kata 'COI' audiens. Pantun pertama ini terkait dengan tiket gratifikasi.

Sang anak jualan pisang

Si bapak pengusaha terasi

Jangan naik pesawat terbang

Kalau tiketnya dari gratifikasi

Sementara untuk pantun kedua, Ketua KPK ini menyinggung soal nebeng pesawat jet pribadi.

Burung pipit burung merpati

Bersiul riang di atas dahan

Jangan mimpi nebeng jet pribadi

Kalau cuma jualan pisang

Setelah membacakan dua pantun tersebut, Nawawi Pomolango meminta agar dua pantun hasil karyanya itu tidak diviralkan. Sambil bergurau ia menyebut, bagi orang yang memviralkannya akan ditetapkan royalti.

"Saya minta pesan tak bijak ini tetap menjadi konsumsi di sini. Kalau ada yang sampai memviralkan, saya akan menetapkan royalti. Royalti itu akan saya gunakan paling tidak buat jaga-jaga diri gitu," terangnya.

Usai acara, sebelum masuk ke mobil berwarna hitam, awak media meminta izin kepada Nawawi Pomolango untuk mengutip dua pantunnya.

"Nggak masalah, Kawan-kawan. Ya, ujung-ujung begini kan nggak ada masalah," tandasnya.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Fathorrozi 🖊️