Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning bagi warganya yang menuju Indonesia di tengah gelombang protes anti-pemerintah yang berubah menjadi kerusuhan mematikan dan telah menewaskan enam orang.
Peringatan itu menyebut demonstrasi besar sedang berlangsung di sejumlah kota besar, termasuk Denpasar, Bali, dan berpotensi meningkat menjadi kekerasan serta kerusakan properti.
“Hindari protes dan demonstrasi serta pantau media lokal untuk mendapatkan informasi terbaru,” tulis situs Smartraveller, kanal resmi Departemen Luar Negeri Australia (DFAT), akhir pekan lalu.
Sebelum peringatan resmi diterbitkan, DFAT sudah mengingatkan agar warga Australia tetap waspada dan merencanakan kegiatan mereka dengan hati-hati.
“Untuk melindungi diri dari kemungkinan kekerasan, warga Australia harus: menghindari protes dan demonstrasi; memantau media lokal untuk mendapatkan informasi terbaru; merencanakan kegiatan mereka untuk menghindari potensi kerusuhan pada tanggal-tanggal penting; bersiap untuk mengubah rencana perjalanan mereka,” kata DFAT dalam tanggapan pada Jumat lalu.
Aksi di Indonesia dipicu oleh kebijakan tunjangan perumahan mewah bagi anggota parlemen yang jumlahnya hampir sepuluh kali lipat dari upah minimum Jakarta.
Awalnya protes berlangsung damai, tetapi meningkat setelah sebuah video memperlihatkan regu polisi paramiliter menabrak sopir pengiriman barang berusia 21 tahun, Affan Kurniawan, pada Kamis malam.
Peristiwa itu memicu kemarahan publik terhadap aparat, yang kemudian berujung pada bentrokan mematikan.
Pemerintah Indonesia memperketat pengamanan pada Senin setelah enam orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Presiden Prabowo Subianto terpaksa merevisi kebijakan tunjangan parlemen, tetapi demonstrasi terus meluas dari Jakarta ke berbagai kota besar.
Gelombang protes ini menjadi yang terburuk sejak Prabowo menjabat, dengan aksi baru dijadwalkan berlangsung di seluruh nusantara pada pekan ini.
Baca Juga
-
Rilis 3 Oktober, Monster: The Ed Gein Story Kisahkan Pembunuh Era 1950-an
-
Mulutmu Mautmu, Pentingnya Komunikasi Publik Politisi
-
BRIN dan IOCAS Mulai Riset Laut Jangka Panjang, Soroti Polusi Plastik dan Arus Global
-
Dari Kerudung Pink hingga Jaket Ojol: Kisah di Balik 3 Warna yang Mengguncang Aksi Demo di Indonesia
-
Lebih dari Sekadar Olahraga: Futsal untuk Pengembangan Anak Muda
Artikel Terkait
News
-
BRIN dan IOCAS Mulai Riset Laut Jangka Panjang, Soroti Polusi Plastik dan Arus Global
-
Dari Kerudung Pink hingga Jaket Ojol: Kisah di Balik 3 Warna yang Mengguncang Aksi Demo di Indonesia
-
Detik-detik Kampus di Bandung Jadi Zona Perang: Mahasiswa Dikepung dan Dihujani Gas Air Mata
-
LISAN Prabowo Luncurkan Gerakan Indonesia Kondusif: Cegah Anarki, Waspada Provokasi
-
Video Pejabat Korupsi Dijemput Paksa Lalu Dihukum Mati? Fakta Aslinya Justru Bikin Hati Miris
Terkini
-
Rilis 3 Oktober, Monster: The Ed Gein Story Kisahkan Pembunuh Era 1950-an
-
Mulutmu Mautmu, Pentingnya Komunikasi Publik Politisi
-
Lebih dari Sekadar Olahraga: Futsal untuk Pengembangan Anak Muda
-
Review Film Dracula: A Love Tale, Cinta Vampir yang Bikin Melting
-
Acil Bimbo Tutup Usia 82 Tahun, Indonesia Kehilangan Maestro Musik Religi