Bimo Aria Fundrika
Ilustrasi pantai. (Pexels)

Apa yang selama ini dianggap hanya hamparan pasir ternyata menyimpan potensi besar dalam emisi gas rumah kaca.

Penelitian Universitas Monash yang dipublikasikan di Nature Geoscience mengungkap bahwa garis pantai berpasir yang membatasi hampir separuh benua di bumi bisa menjadi sumber metana yang sebelumnya diabaikan. Selama ini, ekosistem pesisir lebih dikenal sebagai penyerap karbon, namun temuan ini menantang pemahaman lama tersebut.

Profesor Perran Cook dari Climate Hub Universitas Monash mengatakan pembusukan biomassa seperti rumput laut dapat melepaskan metana dalam jumlah besar, bahkan berpotensi menghilangkan manfaat pantai sebagai penyerap karbon dioksida.

Tim peneliti juga menemukan dua jenis baru mikroba penghasil metana di Victoria, Australia, dan Denmark. Mikroba ini hidup dengan memakan senyawa dari pembusukan rumput laut dan menghasilkan metana sebagai limbah. Berbeda dari anggapan lama, mikroba tersebut ternyata mampu bertahan meski terpapar oksigen dan tetap memproduksi metana.

Ilustrasi pantai (Pixabay 12019)

Peristiwa ledakan alga turut memperbesar risiko pelepasan metana di kawasan pesisir. Profesor Cook mencontohkan ledakan alga di sebagian pantai Australia Selatan pada 2025 yang memicu lonjakan emisi.

Kenaikan suhu laut, polusi nutrisi, dan invasi spesies memperbesar kemungkinan penumpukan biomassa di pantai, yang pada akhirnya bisa meningkatkan gelombang metana di atmosfer dan memperburuk pemanasan laut.

Menurut kandidat Ph.D. Ning Hall dari Universitas Monash, riset lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memahami bagaimana jenis rumput laut dan kondisi laut yang berbeda mempengaruhi mikroba penghasil metana.

Ia menegaskan, pemahaman yang lebih mendalam akan membantu menilai ulang besaran emisi metana dari pantai berpasir, sekaligus membuat prediksi iklim lebih akurat.