Kritik Pemerintah, Ferry Irwandi Ngaku Ruang Gerak di Medsos Dipersempit

Kreator konten sekaligus aktivis, Ferry Irwandi, menjadi salah satu figur yang paling vokal dalam menyuarakan kritik terhadap pemerintah dalam beberapa waktu terakhir. Ia tidak hanya aktif menyampaikan pandangan melalui media sosial, tetapi juga kerap turun langsung ke jalan bersama massa aksi.

Namun, konsistensinya itu justru diikuti dengan kabar kurang menyenangkan. Ferry mengaku akun Instagram pribadinya kini menghadapi pembatasan serius. Informasi tersebut ia sampaikan melalui unggahan terbarunya pada Selasa (2/9/2025).

“Teman-teman, semakin ke sini ruang gerak saya semakin terbatas, tapi selama masih ada ruang, kita akan terus coba gerak,” tulis Ferry di akun Instagramnya.

Kendala di Media Sosial

Ferry menjelaskan bahwa pembatasan tersebut sangat mengganggu interaksinya dengan para pengikut. Ia meminta maaf karena tidak bisa merespons pesan secepat biasanya.

“Saya minta maaf sebesar-besarnya kalau slowrespon, DM banyak yang nggak masuk. Foto nggak bisa dikirim, story sering nggak muncul, notif mention juga masuk paling cepat 3 jam sekarang,” ujarnya.

Kondisi ini membuatnya terpaksa mengunggah beberapa konten berulang kali karena unggahan mendadak hilang. Meski demikian, Ferry menegaskan akan tetap berusaha menyuarakan aspirasi publik semaksimal mungkin.

“Banyak postingan yang harus gue posting berulang-ulang karena hilang. Nggak apa-apa, tapi sebisa mungkin anytime gue bakal terus coba respons,” katanya.

Selain itu, ia juga mengimbau pengikutnya untuk tetap menjaga keselamatan. Ferry memberi opsi kepada mereka yang memiliki kontak pribadinya untuk langsung berkomunikasi melalui WhatsApp.

“Semuanya jaga diri ya. Yang ada kontak pribadi, silakan langsung WA. Terima kasih,” tutupnya.

Aksi di Depan Gedung DPR RI

Sebelum pengakuannya terkait pembatasan akses Instagram, Ferry sempat hadir dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Senin, 1 September 2025. Pendiri Malaka Project itu tampil sebagai orator utama dengan pidato yang berapi-api.

“Saling jaga, saling lindungi. Kita tinju ke atas, bukan ke samping! Negara ini layak dapat pemerintah yang lebih baik, layak untuk dapat perwakilan yang lebih baik,” serunya.

Dalam orasi tersebut, Ferry menegaskan bahwa rakyat bukanlah pihak yang pantas dicap sebagai pelaku kerusuhan, melainkan korban dari sistem yang dianggap semakin menindas.

“Penjahatnya bukan kita, tapi mereka! Yang membakar bukan kita, tapi mereka! Revolusi, revolusi, revolusi!” teriaknya lantang.

Reaksi Publik

Pengakuan Ferry soal pembatasan di Instagram menuai reaksi beragam dari warganet. Sejumlah tokoh publik hingga komika turut memberikan dukungan moral.

“Sehat selamat terus Bang Fer,” tulis komika Nopek Novian.

Netizen lain menambahkan, “24 jam terakhir semakin jarang Bang informasi terbaru muncul di feeds, harus lebih mandiri buat nyari. Dibungkam, seolah nggak terjadi apa-apa.”

Ada juga pengguna yang mengaku mengalami hal serupa. “Aku mengalami hal yang sama Bang. Instagramku delay banget sejak kemarin,” ungkap seorang warganet.

Bahkan ada yang menyinggung soal demokrasi. “Tambahin 1 poin berarti. Menjamin kebebasan berpendapat,” tulis lainnya.

Fenomena Lebih Luas

Kasus yang menimpa Ferry ternyata bukan satu-satunya. Sejumlah influencer, termasuk Jerome Polin, juga mengaku menerima “pesan peringatan” dari akun misterius. Pesan tersebut meminta mereka untuk tidak terlalu vokal dalam menyuarakan kritik terhadap pemerintah.

Situasi ini memperlihatkan bagaimana ruang kebebasan berekspresi di media sosial kian dipertanyakan. Meski menghadapi pembatasan, Ferry Irwandi menegaskan akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat selama ruang itu masih tersedia.