Medan, Sumatera Utara (27/7/2022), Mahasiswi TIM II KKN Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja monodisiplin dengan tema "Penguatan Pemahaman Kesetaraan Gender sebagai Bentuk Perjuangan Manusia, Bukan Perjuangan Wanita" di SMP Masehi yang berada di lingkungan Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Sempakata, Kota Medan, Sumatera Utara.
Kesetaraan gender atau gender equality merupakan sebuah pandangan bahwa semua orang haruslah menerima perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari sudut pandang identitas gender mereka sebagai manusia secara kodrati. Dengan kata lain, adanya suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban.
Stigma sosial yang masih melekat terhadap perempuan adalah mereka dianggap sebagai makhluk lemah. Menikah dan melahirkan sering dicap sebagai tujuan hidup utama dari seorang perempuan. Mengurus rumah, suami, dan anak adalah kewajiban dari seorang perempuan sehingga dirasa tidak perlunya untuk mereka menikmati bangku pendidikan yang tinggi.
Jika dilihat pada kenyataannya, yang sebenarnya yang terjadi adalah perempuan mampu bekerja di rumah dan di kantor. Perempuan dapat bekerja lebih produktif daripada pria di tempat kerja, perempuan terbukti lebih mampu menyeimbangakan antara pekerjaan dan keluarga. Untuk itu, perlu dan penting untuk memberikan penguatan pemahaman tentang isu kesetaraan gender.
Hal ini pula yang menjadi latar belakang untuk terjadinya kegiatan penguatan pemahaman terkait isu kesetaraan gender. Sasaran yang dipilih adalah siswa-siswi yang masih mengenyam bangku persekolahan.
Penanaman pemahaman ini dirasa perlu pada usia perkembangan sehingga menjadi bahan dan bekal untuk pemikiran yang baik di masa yang akan datang. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu sekolah swasta yang berada di Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, yakni SMP Masehi.
Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan ke kelas-kelas untuk menyampaikan materi terkait dibantu dengan pemberian leaflet materi terkait, sehingga pemahaman tidak hanya melalui media lisan, tapi juga ada bentuk visual tertulis yang dapat mereka baca dan pahami. Kegiatan ini dibarengi juga dengan mahasiswa lain yang turut dalam pelaksanaan program monodisiplin masing-masing.
Penulis : Horenta Emawati br T, Fakultas Hukum UNDIP
DPL : Dr. Heni Riqziati, S.Pt., M.Si
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Wanita Berhijab Curi Migor Kemasan di Minimarket, Mukanya Terekam CCTV: Pelaku Gak Bisa Tidur Nyenyak!
-
Momen Haru Mahasiswa KKN Pamitan
-
Curhatan Wanita Ungkap Calon Suami Sering Tidur Bersama Kakaknya yang Sedang Hamil: Wajar Nggak Sih Aku Cemburu?
-
Punya Uang Rp70 Ribu, Pria Terlanjur Ngaku Jadi Polisi Ini Cari Pinjaman Rumah Mewah demi Cewek Cantik dari Bogor
-
Inspiratif! Tidak Pernah Rangking di SMP, Raja Muhammad Jadi Mahasiswa Termuda di UGM
Rona
-
Menebar Cahaya dari Kalam Ilahi: Komunitas Sahabat Al-Qur'an Tumbuh Bersama Ayat dan Amal
-
Perempuan Pesisir dan Beban Ganda di Tengah Krisis Iklim
-
Saat Pemuda Adat Tampil di Panggung Dunia Membela Hutan dan Budaya: Mengapa Ini Penting?
-
Polusi Plastik Mengancam Pesisir, Bagaimana Partisipasi Publik Jadi Solusi?
-
Ketika Musang Luwak Jadi Penyeimbang Ekosistem Hutan, Bagaimana Sumbangsihnya?
Terkini
-
40 Hari Bolos Sekolah, Ferry Irwandi Tersentuh oleh Kesabaran Sang Guru!
-
Bingung Cara 'Styling' Biar Gak Gitu-gitu Aja? Ini 9 Aturan Main Buat Pemula
-
Sunscreen saat Hujan, Pentingkah? Jangan Sampai Salah Langkah!
-
Raisa & Hamish Daud Umumkan Perpisahan, Fans Teringat Lirik 'Usai di Sini'
-
Bisa Jadi Inspirasi, Ini Wedding Dress Artis Tercantik di 2025!