Hayuning Ratri Hapsari | Thedora Telaubun
Ilustrasi merayakan Natal yang eco-friendly (Freepik)
Thedora Telaubun

Menjelang Natal, suasana hangat biasanya mulai terasa dari hal-hal sederhana seperti rumah yang dihias, rencana berkumpul bersama keluarga, hingga daftar kado yang perlahan dikumpulkan. 

Namun di balik kemeriahan itu, perayaan akhir tahun kerap meninggalkan persoalan lain yang jarang disadari, mulai dari lonjakan sampah, konsumsi berlebihan, hingga pemborosan energi. 

Oleh karena itu, semakin banyak orang mulai melirik cara merayakan Natal yang lebih bijak dan ramah lingkungan tanpa mengurangi makna kebersamaan.

Perayaan Natal yang ramah lingkungan bukan berarti serba membatasi diri, melainkan mengubah cara pandang agar lebih sadar terhadap dampak dari kebiasaan kecil sehari-hari. 

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:

1. Memilih kado yang fungsional dan tahan lama

Alih-alih membeli barang yang hanya dipakai sesaat atau sekadar mengikuti tren, kado yang memiliki fungsi jangka panjang kini semakin diminati. 

Botol minum, tas kain, tanaman hias kecil, atau produk perawatan buatan lokal dinilai lebih bermanfaat sekaligus mengurangi potensi sampah. 

Bahkan, memberikan pengalaman seperti makan bersama atau aktivitas sederhana justru bisa terasa lebih personal dan berkesan.

2. Mengurangi penggunaan kertas kado sekali pakai

Kertas kado sering kali hanya berumur beberapa menit sebelum berakhir di tempat sampah. Sebagai alternatif, kain, kertas daur ulang, atau bahkan koran dan majalah lama bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus. 

Selain ramah lingkungan, tampilan bungkus seperti ini justru memberi kesan unik dan lebih personal.

3. Memanfaatkan dekorasi Natal yang sudah ada

Dekorasi tidak selalu harus baru setiap tahun. Ornamen lama bisa ditata ulang, dikombinasikan dengan hiasan buatan sendiri, atau disesuaikan dengan konsep yang lebih sederhana. 

Penggunaan lampu LED hemat energi juga bisa menjadi pilihan agar suasana Natal tetap hangat tanpa boros listrik.

4. Lebih bijak dalam menyiapkan makanan

Meja makan Natal sering kali penuh hidangan, tetapi tak sedikit yang akhirnya terbuang. Dengan menyiapkan menu yang lebih realistis, menyimpan makanan dengan baik, atau berbagi dengan orang sekitar, limbah makanan bisa ditekan. 

Memilih bahan lokal juga membantu mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung pelaku usaha setempat.

5. Mendukung produk lokal dan UMKM

Mulai dari kue Natal, hampers, hingga dekorasi, produk lokal bisa menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan. 

Selain jarak distribusi yang lebih pendek, langkah ini juga memberi dampak sosial bagi ekonomi di sekitar.

Merayakan Natal secara ramah lingkungan bukan tentang menghilangkan sukacita, melainkan menghadirkan kesadaran bahwa perayaan bisa dilakukan dengan cara yang lebih bertanggung jawab. 

Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, Natal tetap terasa hangat dan bermakna, sekaligus meninggalkan dampak yang lebih baik bagi lingkungan.