Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Arina Mutiara Hastari
Ilustrasi Indonesia Sebagai Negara Maritim. (Pexels/AhmadSyahrir)

Pada era saat ini, semakin banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia dengan mudah. Dengan masuknya budaya luar, berkembang pula teknologi di Indonesia. Salah satu budaya luar yang berkembang pesat di Indonesia adalah K-Pop atau Korean Pop. K-Pop merupakan gabungan antara pop culture dengan penambahan lirik menggunakan Bahasa Korea, sehingga musik tersebut menghasilkan satu genre music baru yaitu Korean Pop atau K-Pop.

K-Pop yang diadopsi dari budaya music pop sebenarnya sudah berkembang cukup lama. Kemudian K-Pop mengadopsinya dan mulai memadukan dengan budaya dan Bahasa Korea. Dengan demikian, K-Pop bukanlah seratus persen budaya yang berasal dari Korea Selatan.

K-Pop masuk di Indonesia melalui tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara yang dimulai dari tahun 1990-an dan berkembang di Indonesia pada tahun 2005 atau yang lebih dikenal dengan Hallyu (Korean Wave). Persebaran tersebut merambah dengan sangat cepat seiring dengan berkembangnya zaman, terlebih pada era saat ini hampir seluruh lapisan masyarakat tahu mengenai K-Pop. Dengan berkembangnya K-Pop di Indonesia masyarakat Indonesia terlebih lagi remaja Indonesia mulai mempelajari budaya Korea Selatan. 

Banyaknya masyarakat Indonesia yang mempelajari budaya Korea memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan IPTEK di Indonesia sendiri. Namun, dibalik perkembangan IPTEK yang berkembang pesat banyak juga dampak negatif yang menjadikan masyarakat Indonesia lupa akan jati dirinya sebagai warga Indonesia.

Semakin kesini para remaja lebih memilih untuk mempelajari budaya Korea dibandingkan dengan budaya Indonesia. Tidak hanya itu, para remaja juga mempelajari hal-hal yang sebenarnya tidak baik untuk diri mereka sendiri yaitu, umpatan-umpatan dalam Bahasa Korea. Hal tersebut memberikan dampak yang sangat buruk bagi remaja kedepannya. Mereka mengucapkan umpatan-umpatan tersebut di depan umum dengan mudahnya tanpa memikirkan dampak kedepannya. Padahal di Korea sendiri umpatan tersebut jarang diucapkan karena kata tersebut terlalu buruk. 

Nilai-nilai Pancasila juga mulai luntur dikarenakan beberapa masyarakat tidak dapat memilah mana yang sebaiknya hanya menjadi pengetahuan dan mana yang bisa diambil dan dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Dampak buruk yang paling dapat dirasakan adalah lunturnya kebudayaan Indonesia.

Beberapa penggemar K-Pop bahkan menganggap bahwa masyarakat yang tidak mengenal K-Pop merupakan orang-orang yang ketinggalan zaman, dan masyarakat yang menyukai budaya lokal dianggap terlalu kuno. Padahal tiap orang memiliki kegemaran atau selera musik yang berbeda.

Tanpa mereka sadari sikap para penggemar Korean pop tersebut memberikan stigma negatif bagi orang-orang yang tidak mengetahui Korean pop. Padahal, tidak semua penggemar K-pOP memiliki pola pikir seperti itu. Tetapi di balik hal negatif tersebut, lebih banyak dampak positif yang dapat diambil dari K-Pop itu sendiri, yaitu memberikan kebahagiaan mental. Loyalitas terhadap idolanya memberikan dampak yang begitu baik untuk para penggemarnya. 

Sebagian besar penggemar K-Pop mengekspresikan bahwa aktifitas yang idolanya lakukan akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Dari konten yang idola mereka berikan, para fans dapat melupakan kesedihan atau permasalah yang mereka hadapi.

Selanjutnya bakat idol yang sangat beragam dapat memberikan dorongan bagi para penggemarnya untuk mencoba bakat tersebut, sehingga para penggemar dapat mengetahui minat dan bakatnya. Kemudian cerita perjuangan idol yang sangat menginspirasi. Menjadi sekorang idol memang tidaklah mudah, perjuangan para idol dapat memberikan motivasi dan inspirasi yang bagi bara penggemarnya yang sedang berada dalam masa sulit sehingga, para penggemar yang sedang berada pada masa sulit dapat bangkit. Hal positif lainnya adalah menambah relasi pertemanan. Terbentuknya fans club akan menjadikan interaksi antara sesame penggemar K-Pop. 

Hal ini memungkinkan terbentuknya sebuah hubungan instan antara sesama penggemar, dan lebih baiknya tidak hanya penggemar dari Indonesia tetapi penggemar dari luar Indonesia juga. Dibalik banyaknya dampak negatif dan dampak positif dari K-Pop itu sendiri.

Kita sebagai remaja Indonesia sudah sewajibnya juga mencintai budaya lokal. Tidak hanya mencintai budaya lokal saja, kita juga harus tetap melestarikan budaya lokal supaya generasi bangsa selanjutnya tetap dapat mengetahui dan mencintai budaya lokal. Kita dapat mengemas budaya lokal sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat dengan mudah mengetahui dan mempelajari budaya lokal dengan Bahagia. Dengan demikian kita tetap dapat melestarikan dan mencintai budaya lokal seiring dengan gempuran budaya dari luar.

Arina Mutiara Hastari

Baca Juga