Rendy Adrikni Sadikin
GEF SGP Indonesia dan BPDAS Pemali Jratun sepakat untuk melakukan pemulihan DAS Bodri dengan pendekatan berbasis pengembangan produk organik masyarakat.(Dokumentasi Pribadi)

Sekretariat nasional GEF SGP Indonesia dan Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun telah sepakat untuk melakukan pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan pendekatan berbasis pengembangan produk organik masyarakat. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar DAS Bodri.

Kepala BPDAS Pemali Jratun, Arief Setyo Utomo memaparkan beberapa upaya yang telah sukses dilaksanakan dari program pemulihan DAS Bodri melalui upaya pengembangan produk organik. Salah satunya adalah ekspor budidaya komoditas petai hingga berhasil ekspor ke Korea Selatan. 

“Tak hanya itu, komoditas Alpukat Pangeran juga telah berhasil disuplai ke ke berbagai toko termasuk supermarket Superindo, yang merupakan binaan BPDAS Pemali Jratun,” jelas Arief.

Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pemeliharaan DAS yang berkelanjutan, Arief menjelaskan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BPDAS Pemaji Jratun yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi DAS. Dalam hal ini, BPDAS bermitra dengan PKSDA dan berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) yang aktif di bidang perhutanan sosial.

Menyoroti upaya pemulihan tersebut, Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Sidi Rana Menggala menjelaskan bahwa di tahun ke-3 program pihaknya  tengah berupaya untuk memulihkan lahan sebesar 500 hektare.

GEF SGP Indonesia dan BPDAS Pemali Jratun sepakat untuk melakukan pemulihan DAS Bodri dengan pendekatan berbasis pengembangan produk organik masyarakat.(Dokumentasi Pribadi)

“Salah satu fokus upaya pemulihan lahan itu kami sedang menggencarkan penanaman pohon berkayu yang menguntungkan juga secara ekonomi bagi masyarakat seperti tanaman jambu biji, kopi, kacang macademia dan semisalnya,” jelas Sidi.

Lebih lanjut Sidi menjelaskan bahwa saat ini beberapa mitra yang berwilayah kerja di DAS Bodri telah mulai memanen hasilnya sehingga perlu untuk dilakukan peningkatan secara kapasitas agar masyarakat tidak hanya menjualnya dalam bentuk mentah. 

“Saat ini kami melihat banyak potensi produk lokal dan komoditas endemik yang berpotensi untuk masuk ke pasar global. Akan tetapi untuk menyasar pasar tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan baik dari standar, sertifikasi hingga pemasarannya,” jelasnya.

Mengapresiasi inisiasi tersebut, Arief menyarankan penanaman beberapa komoditas yang saat ini tengah dicari oleh masyakat lokal seperti alpukat dan aren yang bernilai konservasi dan saat ini harganya sedang bersaing. Pihaknya juga mendukung untuk menghubungkan dengan offtaker dan pencarian pasar melalui business matching,

Di akhir audiensi, Sidi menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan website pemetaan digital keanekaragaman hayati DAS Bodri. Bekerja sama dengan Serikat Petani Kedu-Banyumas (Sepkuba), Website itu nantinya akan diserahkan kepada BPDAS Pemali Jratun dan berbagai stakeholder lainnya setelah penyelesaian program GEF SGP Indonesia di fase ke-7.