Apa sih yang tidak baru dari Kota Batu? Salah satu kota kecil di Jawa Timur ini selalu menyuguhkan hal baru bagi pengunjungnya. Tidak hanya makanan yang lezat, jalanan yang rapi tapi juga tempat wisata yang sangat banyak.
Seperti julukan yang diberikan oleh orang Belanda pada masa kolonial, “de kleine switzerland” atau Swiss kecil di Pulau Jawa. Kota Batu dari dulu sudah menunjukkan pesona. Apalagi saat ini, Kota Batu banyak menyediakan tempat wisata sesuai minat kamu.
Salah satunya adalah wisata buatan, kuliner dan juga alam. Wisata alam menjadi daya tarik yang cukup memikat dari kota ini. Selain harga murah yang ditawarkan, biasanya wisata alam di Kota Batu menyuguhkan pemandangan yang berbeda dari tempat lain. Udara yang tergolong dingin menjadi tambahan daya tarik Kota Batu untuk menjadi destinasi tujuan wisata, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Baru-baru ini, banyak tempat wisata yang tengah dikembangkan oleh masyarakat di bawah naungan desa masing-masing. Salah satunya wisata alam bernama Puthuk Gendero yang berlokasi di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo, Kota Batu. Lokasinya cukup dekat dari pusat kota yaitu sekitar 7 kilo meter saja.
Tempat wisata yang baru dibangun sekitar akhir taun 2020 silam, menawarkan sensasi mendaki dan juga pemandangan Kota Batu dari atas bukit. Di sepanjang jalan menuju puncak bukit, pengunjung sebenarnya sudah dapat menikmati sensasi perjalanan dengan view sawah dan juga pohon-pohon besar.
Pada bagian lereng bukit kamu juga dapat menyaksikan Sungai Brantas yang berada di bawah bukit. Meskipun jalannnya tidak mulus, justru itu menjadi tantangan bagi pengunjung untuk menguji kekuatan fisik.
Tiket masuk masih gratis, karena masih dalam tahap pembangunan. Fasilitas toilet dan sebagianya juga masih belum ada. Jadi sebaiknya ketika akan kesini tidak sedang sakit perut atau sebagainya. Menurut Pak Ali, warga sekitar Dusun Kekep, pengembangan fasilitas Puthuk Gendero digarap setiap hari rabu dan dilakukan secara rutin. Sehingga dimungkinkan fasilitas juga akan segera rampung.
Ketika sampai di puncak bukit, udara sejuk menerpa seluruh tubuh. Jadi meskipun cuaca tengah terik, akan tertutupi dengan hembusan angin yang cukup kencang di atas sana. Untuk spot foto di atas bukit terdapat jembatan kayu, taman bunga berbentuk love dan juga tentunya pemandangan Kota Batu itu sendiri.
Lokasi ini juga cocok untuk olahraga sepeda ekstrem. Biasanya komunitas pesepeda membawa sepedanya hingga ke atas bukit. Meskipun begitu, sebagai penunjung harus berhati-hati, apabila memiliki penyakit sesak napas atau semacamnya, disarankan membawa peralatan yang dibutuhkan.
Penulis pun berlibur kesana dan benar-benar dapat menyegarkan otak di tengah kejenuhan pekerjaan ataupun tugas kuliah. Dengan kamu berkeringat, maka aliran darah pada otak akan lebih terpacu untuk berpikir.
Baca Juga
Artikel Terkait
Ulasan
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
Petualangan Dua Sahabat di Laut Papua Nugini dalam Buku The Shark Caller
-
Ulasan Novel di Balik Jendela: Rahasia Trauma yang Tersembunyi dalam Isolasi
-
Curug Pangeran, Di Balik Keindahan Alam Ada Sebuah Mitos yang Beredar
-
Review Film Io Capitano: Tiap Langkah yang Terluka Saat Mengadu Nasib
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!
-
Tom Felton Perankan Draco Malfoy Lagi Lewat Harry Potter versi Broadway