Ditinjau dari sumber mata pencaharian masyarakat Sulawesi Tenggara alias Sultra atau dikenal dengan julukan “Bumi Anoa”, salah satunya ditopang pada sektor pertanian dan juga perkebunan, seperti sektor perkebunan kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri bahan baku yang sangat di minati masyarakat bukan hanya Indonesia bahkan sampai Mancanegara. Kelapa sawit diolah untuk kebutuhan memasak, minyak industri bahan baku produk-produk minyak baik untuk makanan maupun non makanan,serta sebagai bahan bakar.
Alhasil, tidaklah heran jika kelapa sawit menjadi salah satu buah primadona andalan Indonesia dalam menunjang perekonomian terutama dalam hal ekspor. Hal ini juga membuat beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Sultra sedang berusaha melakukan penggarapan dan inovasi peningkatan produktivitas sawit guna untuk meningkat pendapatan masyarakat.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara tentang sebaran sawit terdapat 8 dari 18 kabupaten/kota melakukan pengolahan hasil produktivitas sawit.
Pada 2019, hasil produktivitas sawit di dominasi oleh kabupaten konawe utara sebesar 2,62 ton/ha dan pada tahun 2020 hasil produktivitas sawit di dominasi oleh kabupaten muna sebesar 25,82 ton/ha.
Walaupun belum semua kabupaten yang ada di Sulawesi Tenggara menggarap lahan perkebunan sawit, tapi Sultra memiliki potensi untuk mengembangakan sawit dengan memamfaatkan banyaknya lahan tidur /lahan kosong yang belum terolah.
Meninjau Potensi Ekspor Sawit di Indonesia di Era Pandemi
Berdasarkan data dari BPS mengenai Ekspor Minyak Kelapa Sawit Menurut Negara Tujuan Utama tahun 2020 yang ditinjau dari berat bersih menunjukkan bahwa nilai ekspor berbanding terbalik dengan nilai FOBnya, artinya walaupun jumlah ekspor kelapa sawit tahun 2020 lebih rendah dari pada tahun 2019, namun dari segi nilai FOB ekspor kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan tahun 2019.
Jadi, masih terlihat jelas bagaimana potensi sektor perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit untuk terus di tingkatkan hingga ke seluruh wilayah Indonesia guna menunjang perekonomian.
Terlepas dari ada tidaknya dampak pandemi COVID-19, minyak sawit Indonesia masih menjadi salah satu komoditas global yang dapat menjadi penggerak ekonomi Indonesia.
Dhea Prawidia, Mahasiswi Politeknik Statistika STIS
Artikel Terkait
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Indonesia-Tiongkok Sepakat Kerja Sama Bidang Pariwisata, Saling Dorong Jumlah Wisatawan
-
Borobudur Bertransformasi Menjadi Destinasi Kultural Spiritual Dunia yang Inklusif
-
Legenda Manchester United Berdoa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
-
Diam di Tengah Amarah Karyawan: Sikap Bos Jepang Viral di Tengah Krisis PT Maruwa Indonesia
Ulasan
-
Mengulik Save me Karya Xdinary Heroes: Kala Jiwa yang Terluka Harapkan Pertolongan Tuhan
-
Review Film Aftersun: Kisah yang Diam-Diam Mengoyak Hati
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Review Way Back Love: Romansa Fantasi tentang Berdamai dengan Masa Lalu
Terkini
-
Marvel Resmi Tunda Dua Film Avengers Ini Demi Tingkatkan Kualitas
-
Boy Group AHOF Umumkan Debut Juli, Gandeng EL CAPITXN sebagai Produser
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Marvel Hapus 3 Film dari Jadwal Rilis Usai Doomsday dan Secret Wars Ditunda
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday