Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Shufya Nida
Cover Novel Pretty Prita Karya Andrei Aksana (Gramedia)

Pretty Prita merupakan novel karya Andrei Aksana yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005. Dengan cover baru, Pretty Prita terbit kembali pada tahun 2020. Novel ini memiliki 268 halaman dan mengusung genres romance, chick lit, Indonesian literature, novels, fiction, contemporary, dan fantasy.

Novel ini menceritakan mengenai Farrel, seorang laki-laki yang bekerja menjadi creative director menjalin hubungan dengan perempuan bernama Gaby, seorang corporate public relations manager di perusahaan communication technology and gadget.

Keduanya menjalin hubungan setelah bertemu pada acara yang diadakan untuk para lulusan Amerika. Sebagai manusia yang realistis, Gaby tidak berbaur dengan mereka. Gelarnya saja yang internasional tapi tidak terpakai dan hanya mengandalkan kekayaan orang tua.

Tapi tidak dengan Gaby, perempuan itu mulai merintis karirnya mandiri dan bersaing dengan lulusan lokal yang mumpuni. Dan semua itu terbayarkan dengan pekerjaannya yang sekarang. Di situlah Gaby bertemu dengan Farrel. Laki-laki itu sama dengan Gaby, melakukan pekerjaannya secara mandiri dan memanfaatkan kekayaan orang tua dengan lulus dari Amerka.

Tiga tahun menjadi pasangan Farrel, semua orang mengira Gaby bahagia memilikinya. Sukses, tampan, dan keren, siapa yang tidak bahagia memiliki pasangan seperti Farrel?

Sayangnya Farrel memliki sifat egois di balik fisiknya yang menawan itu. Selalu mengeluh ketika Gaby melakukan urusan perempuan, seperti shopping, perawatan di salon, menonton bioskop, dan pergi ke toko buku. Farrel benar-benar tidak peduli dengan dunia Gaby.

Karena proyek besar yang diurus oleh Farrel berhasil, Farrel mendapat kepemilikan saham perusahaan sebesar 2,5% dan naik jabatan menjadi managing partner. Mendengar itu, Gaby sangat sedih. Bukan karena tidak senang kekasihnya naik jabatan, melainkan waktu yang akan mereka habiskan hanya sebentar. Farrel dengan creative director saja sudah tidak punya waktu, apalagi Farrel dengan managing partner.

Saking sibuknya dengan pekerjaan, Farrel sampai melupakan hari ulang tahun Gaby. Sendirian, Gaby meniup lilin kue black forest dengan air mata menetes dan mulai membisikkan keinginannya. Gaby meminta kepada Tuhan untuk menjadikan Farrel sebagai perempuan dalam satu kali hidupnya agar dia tahu bagaimana memahami perasaan perempuan dan meminta pembebasan hukuman tersebut apabila Farrel telah bahagia menjadi perempuan.

Hingga keesokan paginya, Farrel terbangun dan tiba-tiba saja seluruh dunia memanggilnya Prita. Laki-laki yang hanya tahu mengenai mesin mobil dihadapkan dengan segala urusan perempuan, seperti rok mini, stoking robek, makeup luntur, kaki bengkak karena high heels, dan segala yang berbau perempuan. Puncaknya ketika Prita mulai menjalin hubungan dengan pengusaha tekstil dan laki-laki tersebut melamarnya.

Apakah Prita akan menerima lamarannya? Dan apakah Prita akan kembali menjadi Farrel? Berubah menjadi seorang perempuan apakah membuat Farrel mulai mengerti dan menyesal karena tidak peduli dengan Gaby?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas, kamu dapat membacanya di novel Pretty Prita karya Andrei Aksana.

Minat dan toleransi antara perempuan dan laki-laki itu berbeda. Laki-laki lebih cepat bosan jika melakukan aktivitas yang bukan minat mereka. Mereka fokus ke hasil, bukan prosesnya. Bagi laki-laki, mereka kurang nyaman membuang waktu di tempat yang bukan minat mereka.

Pembaca perempuan pasti langsung tahu bahwa novel ini ditulis oleh seorang laki-laki. Sudut pandang yang diambil, menggambarkan sosok laki-laki saat melihat perempuan. Sayangnya, apa yang ditulis hanya melibatkan perempuan-perempuan dengan gaya kehidupan seperti Stella, Prita, dan Gaby. Padahal, tidak semua perempuan seperti mereka.

Ide cerita memang unik. Mengambil tema perempuan dan cinta, membuat pembaca mungkin penasaran dengan isi cerita. Tapi, perlu diingat bahwa tidak semua perempuan seperti mereka. Dalam dunia nyata, kita akan menemukan perempuan dengan keunikan dan ciri khas mereka.

Tata gaya bahasa juga indah, tidak membuat pembaca sakit mata saat membacanya. Novel ini sepertinya akan lebih cocok dibaca oleh perempuan-perempuan yang butuh hiburan ketika sedang sedih. Terlebih, jika kesedihannya menyangkut kekasih. Dijamin, mereka akan terhibur setelah membacanya.

Perlu diingat bagi pembaca di bawah umur untuk menunggu umur mencukupi dulu baru kalian boleh membacanya. Secara keseluruhan, novel ini lumayan menghibur dengan cerita yang unik. 

Shufya Nida