Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | dewa aditya
Saat peresmian Hari Mitra Grab pada Rabu (24/11/21) (DocGrabIndonesia)

Grab merupakan salah satu perusahaan swasta yang saat ini sering sekali terdengar di masyarakat karena perusahaan ini bergerak di bidang pelayanan yang memudahkan aktivitas sehari-hari. Berawal dari jasa transportasi kemudian berkembang menjadi jasa antar makananan dan pembayaran. Hingga saat ini Grab telah menjadi Perusahaan yang unggul di Asia Tenggara. Hal ini tentu dipengaruhi juga oleh pengembangan organisasi yang terus diupayakan Grab, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Grab dikatakan berhasil dalam mendapatkan pasar di indonesia. Dapat dilihat dari pendapatan perusahaan Grab pada tahun 2018 hingga mencapai angka Rp. 13,9 triliun. Selanjutnya pada tahun 2021, walaupun perusahaan ini terkena dampak adanya pandemi Covid-19, tapi menurut Grab Holding Inc pendapatannya naik sebesar 70%. Grab juga telah mampu mengembangkan perusahaannya pada bidang lain seperti layanan ansuransi dan layananan kesehatan yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.

Keberhasilan grab sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Worley & Cumming (2007) bahwa pengembangan organisasi akan didukung dengan adanya perubahan dan yang menjadi faktor pendorong dari perubahan yang dilakukan oleh Perusahaan Grab adalah adanya  persaingan yang sangat tinggi. Selain itu hal ini merupakan sikap adaptif dari adanya kondisi lingkungan yang selalu berubah. Dengan adanya sikap adaptive terhadap environment tersebut telah membuat Grab dapat bertahan di masa pandemi Covid-19.

Jika dilihat dari proses pengembangan organisasi dari teori Kotter (1998) tahapan pertama adalah sense of urgency, pada tahapan ini Grab harus dapat menemukan sebuah keyakinan mengapa mereka perlu untuk melakukan pengembangan. Berdasarkan pendapat direktur utama Grab, kegiatan pengembangan organisasi, baik itu pelatihan dan juga kerjasama dilakukan untuk membentuk sebuah keunggulan kompetitif yang dimiliki Grab. Keunggulan Kompetitif ini akan membuat Grab menguasai bagaimana cara untuk memuaskan pelanggan dan merebut pasar untuk lebih memilih Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut.

Selain itu dalam pengembangan organisasinya, Grab juga membentuk kolaborasi dan koalisi bersama beberapa perusahaan lain seperti HOOQ dalam memberikan layanan video, perusahaan Happyfresh yang bekerja sama membuat fitur Grabfresh. Grab juga melakukan kerja sama dengan sektor publik yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam program Pengembangan Safe Tourism untuk pemulihan Pariwisata Nasional. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan kepada mitra pengemudi serta pelaku usaha pariwisata di desa untuk menjadi pemandu wisata disertai penerapan protokol berbasis kesehatan berbasis CHSE. dan masih banyak lagi kegiatan lainnya.

Lalu selanjutnya adalah tahapan creating and communicating vision. Pada tahapan ini Grab telah membuat sebuah visi perusahaan yaitu “memberikan dampak positif dari teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan.” Kemudian visi tersebut disosialisasikan kepada seluruh karyawan perusahaan. Contoh kegiatan yang dilakukan oleh Grab adalah sosialisasi mengenai inovasi teknologi yang dilakukan oleh pengembang kepada mitra dan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Sosialisasi ditujukan agar mitra Grab dapat bekerja dengan tetap mengedepankan faktor kesehatan.

Tahapan selanjutnya adalah empowering other dengan melakukan pelatihan seperti halnya Grab melakukan pelatihan kepada mitra driver mengenai keselamatan kerja dengan menonton video online dan juga mengisi kuis yang disediakan. Berdasarkan website resmi grab, Hingga kini grab telah melakukan pelatihan terhadap 379.000 pengemudi aktif di indonesia. Lalu dengan adanya pandemi Covid-19 Grab juga turut aktif dalam memberikan dukungan seperti bantuan alat kesehatan dan menghadirkan layanan Grab assistant dan juga Grabmart dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Dengan kesuksesan Perusahaan Grab dalam melakukan pengembangan organisasi, perusahaan tersebut telah mendapatkan banyak sekali penghargaan baik ditingkat nasional maupun juga tingkat internasional seperti Best Everyday App di South Africa pada tahun 2020, menjadi merek perusahaan pilihan masyarakat bersamaa dengan kualitas yang baik, mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 yang sangat sulit untuk didapati. Pasalnya Grab harus mengikuti beberapa kegiatan prasyarat yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization dan masih banyak lagi penghargaan lainnya yang telah didapat.

Pengembangan organisasi oleh Grab juga dilakukan lewat lingkungan. Faktor faktor kepedulian Grab terhadap kondisi lingkungan yang ada membuat Grab selalu berusaha belajar dan pengembangkan perusahaannya untuk dapat bertahan dari kompetisi yang terjadi di sektor private, tanpa adanya proses belajar dan pengembangan Grab tidak akan mampu bertahan dan menjadi perusahaan terkemuka di Asia Tenggara dan mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat dijadikan sebuah contoh bagi perusahaan lainnya atau bahkan UMKM di indonesia agar mampu terus berkembang dengan bersikap adaptif terhadap perubahan yang ada dan mengembangkan organisasinya. 

dewa aditya