Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sifa Amanda
Ilustrasi Karyawan Perusahaan. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, dan akuntabilitas, pada dasarnya membantu orang mengelola organisasi atau perusahaan untuk mencapai hasil terbaik.

Sistem pengendalian manajemen memiliki beberapa ciri penting, yaitu :

  1. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian semua sumber daya yang digunakan, termasuk tenaga kerja, alat, dan teknologi, serta hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar.
  2. Pengendalian manajemen dimulai dengan strategi dan teknik evaluasi yang komprehensif, serta akurasinya bersifat kurang pasti saat sedang mengevaluasi sesuatu.
  3. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena Pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu manajer dalam menerapkan strategi organisasi, bukan perbaiki detail catatan.

Oleh karena itu, dalam pengendalian manajemen, faktor psikologis lebih mendominasi. Berdasarkan ciri-ciri di atas, dapat diketahui bahwa tugas terpenting manajemen melalui pengendalian manajemen adalah mengupayakan tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Selain itu, tujuan perancangan sistem pengendalian manajemen, yaitu :

  1. Keandalan dan kelengkapan informasi yang diperoleh.
  2. Mematuhi kebijakan, rencana, prosedur, aturan dan ketentuan yang berlaku.
  3. Melindungi aset perusahaan.
  4. Mewujudkan kegiatan yang hemat biaya.

Sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan (reliable) memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu :

  1. Keterampilan pegawai (karyawan) yang sepadan dengan tugasnya.
  2. Pemisahan tugas.
  3. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik, serta pengawasan yang tepat dalam mengadakan pengendalian harga, hutang, penerimaan, dan pengeluaran.
  4. Pengendalian terhadap penggunaan aset dan dokumen serta formulir penting.
  5. Pemeriksaan fisik aset dengan catatan aset dan kewajiban.

Setiap sistem pengendalian manajemen memiliki setidaknya empat elemen, yaitu :

  1. Pelacak (detector), suatu perangkat yang mengukur suatu hal yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
  2. Penilai (assessor), suatu perangkat untuk menentukan signifikasi dari peristiwa aktual dengan membandingkan peristiwa aktual dengan standar atau harapan tertentu tentang apa yang seharusnya terjadi.
  3. Effector,  suatu perangkat (umpan balik) yang mengubah perilaku jika assessor menunjukkan bahwa perilaku tersebut perlu diubah.
  4. Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan informasi antara detector, assessor dan effector. 

Proses sistem manajemen:

  1. Pemrograman, pada tahap ini perusahaan menentukan program yang akan dijalankan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan pada setiap program yang telah ditentukan.
  2. Penganggaran, pada tahap ini program direncanakan secara rinci, Dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam satuan mata uang, biasanya satu tahun.
  3. Operasi dan Akuntansi, pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan yang dihasilkan.
  4. Pelaporan dan Analisis, pada tahap ini merupakan yang paling penting karena menutup suatu siklus dari pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.

Contoh implementasi sistem pengendalian manajemen di PT. Jaya Bersama Sejahtera

PT. Jaya Bersama Sejahtera merupakan sebuah perusahaan pelayanan jasa yang bergerak di bidang keuangan dan bekerja sama dengan Bank CIMB Niaga. Dalam kegiatan operasional, PT. Jaya Bersama Sejahtera menyusun anggaran operasional, yang bertujuan untuk menginformasikan mengenai kinerja ya  ng diharapkan. 

Sistem pengendalian manajemen di PT. Jaya Bersama Sejahtera dapat dikatakan cukup baik, karena telah menjalankan kinerja yang efektif dan efisien sehingga dapat mempertanggung jawabkan tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari penerapan unsur pengendalian manajemen seperti pusat pertanggung jawaban, struktur organisasi, sistem informasi serta tujuan dan strategi telah dilaksanakan dengan baik.

Secara garis besar PT. Jaya Bersama Sejahtera menerapkan sistem pengendalian manajemen untuk mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Saat ini yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah masalah sumber daya manusia yang dapat mendukung penerapan sistem pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

PT. Jaya Bersama Sejahtera merancang struktur pengendalian internal, manajemen perusahaan mempertimbangkan keandalan laporan keuangan, mendorong efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap peraturan dan hukum.

Pengelolaan serta pengendalian kredit kepada calon kreditur dilakukan melalui proses pengajuan kredit dan proses analisa kredit dari kredit yang diajukan. Bila persyaratan yang ditetapkan oleh bank terpenuhi, bank dapat menganalisis permohonan kredit dari calon kreditur. Kredit yang diberikan oleh bank akan memberikan kepercayaan kepada nasabah, dan telah dilakukan penelitian internal serta eksternal terhadap nasabah tersebut.

Dalam kredit terdapat kesepakatan  antara kreditur dengan penerima kredit, dimana dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa para pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Perjanjian kredit memuat syarat-syarat kredit, jumlah kredit, dan jangka waktu termasuk jangka waktu pengembalian pinjaman yang disepakati. terdapat risiko dalam memberikan kredit, seperti kredit macet.

Persoalan penjaminan kredit merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh pemberi pinjaman karena sistem kredit mempunyai risiko. Persoalan ini dapat dihindari melalui pengendalian internal yang memadai dari departemen kredit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem pengendalian manajemen yang bisa mendukung efektivitas perkreditan.

Demikian implementasi sistem pengendalian anajemen di PT. Jaya Bersama Sejahtera. 

Sifa Amanda

Baca Juga