Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Eko Saputra
Buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki (DocPribadi/ekos4409)

Judul: Rich Dad Poor Dad

Penulis: Robert T. Kiyosaki

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun: Maret 2021

Tebal: 244 halaman

ISBN: 978-602-03-3317-5

Buku Rich Dad Poor Dad terbit pertama kali tahun 1997 dan sampai sekarang konsisten menjadi Internasional Bestseller. Buku karya investor Robert Kiyosaki ini membahas betapa pentingnya pendidikan finansial—yang mana sangat jarang terdapat dalam kurikulum pendidikan dan sekolah-sekolah formal.

Terjemahan bahasa Indonesia buku Rich Dad Poor Dad diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pertama kali pada 2016. Dan hingga Maret 2021 sudah sampai cetakan ke-59. Ini membuktikan kuatnya gagasan-gagasan Kiyosaki dalam memberikan sudut pandang baru tentang uang yang jarang disadari banyak orang.

Lantas apa isi buku Rich Dad Poor Dad? Persis seperti sub judulnya; Apa yang Diajarkan Orang Kaya kepada Anak-anak Mereka Tentang Uang—yang Tidak Diajarkan Orang-orang Miskin dan Kelas Menengah.

Robert Kiyosaki mengawali buku Rich Dad Poor Dad dengan menjelaskan asal mula kata ‘Rich Dad Poor Dad.’ Ia memiliki dua Ayah. Pertama, Ayah kandungnya sendiri. Berpendidikan tinggi, memiliki gelar Ph.D, dan melanjutkan studi tingkat tinggi ke berbagai universitas dengan beasiswa penuh. Namun, Ayah pertama harus berjuang dalam hal keuangan dan meninggalkan banyak utang. Kiyosaki menyebutnya Poor Dad (Ayah Miskin).

Ayah yang kedua ialah ayah temannya. Ia tidak lulus pendidikan SMP. Namun, menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii dan wafat dengan meninggalkan puluhan juta dolar bagi keluarga dan amal kemanusiaan. Kiyosaki menyebutnya Rich Dad (Ayah Kaya).

Kedua ayah ini sangat berpengaruh bagi Robert Kiyosaki dalam membentuk sudut pandangnya terhadap uang. Keduanya berhasil dalam karier mereka, keduanya karismatik dan berpengaruh, keduanya percaya pada pendidikan (meskipun tidak merekomendasikan jalur studi yang sama). Nasihat serta pelajaran kedua ayahnya inilah yang memberikan Kiyosaki pilihan untuk membedakan dua sudut pandang; sudut pandang orang kaya dan sudut pandang orang miskin. Itulah yang dipaparkan dalam buku dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti ini, serta disajikan dalam bentuk cerita sehingga pembaca tidak mungkin bosan mengikutinya.

Robert Kiyosaki membaginya ke dalam enam pelajaran penting; Pertama, orang kaya tidak bekerja untuk uang. Kedua, pentingnya melek keuangan. Ketiga, mengurus bisnis sendiri. Keempat, sejarah pajak dan kekuatan korporasi. Kelima, orang kaya menciptakan uang. Keenam, bekerjalah untuk belajar—jangan bekerja untuk uang.

Konsep-konsep Kiyosaki dalam buku Rich Dad Poor Dad dengan berani mendobrak pandangan umum. Salah satunya yaitu menentang keyakinan bahwa rumah dan kendaraan adalah aset. Menurut Kiyosaki, dua benda itu bukanlah aset, melainkan liabilitas. Hal ini karena rumah dan kendaraan tidak bisa mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya. Justru sebaliknya, menambah jumlah pengeluaran, seperti biaya perawatan misalnya. Rumah barulah dikatakan aset jika disewakan, begitu pula kendaraan.

Robert Kiyosaki juga menunjukkan kepada para orang tua mengapa mereka tidak bisa mengandalkan sistem pendidikan untuk mengajarkan tentang uang kepada anak-anak dan bagaimana seharusnya mendidik mereka agar mengerti.

Buku Rich Dad Poor Dad bukanlah panduan praktis. Buku ini tidak menjelaskan langkah-langkah yang bisa langsung dipraktikkan. Namun, Rich Dad Poor Dad adalah buku yang akan mengubah sudut pandang serta pemahaman kita tentang uang yang selama ini keliru. Rich Dad Poor Dad—seperti komentar USA Today pada halaman depan buku—adalah titik awal bagi siapa pun yang ingin memegang kendali masa depan keuangan mereka. 

Eko Saputra