Siapa yang tidak mengenal negeri Kincir Angin, Belanda? Negara yang sempat menjajah Indonesia selama 3,5 abad ini menyimpan banyak sejarah dan kebudayaan yang lekat di Indonesia. Mulai dari peninggalan penjajahan, bahasa, serta budaya sehari-hari. Dibalik itu semua, terdapat sebuah keunikan yang diterapkan menjadi sebuah museum di Belanda, yaitu Museum Micropia.
Micropia adalah museum di Amsterdam yang didasarkan pada gagasan penyebaran informasi tentang mikroba, yang sering dikaitkan dengan penyakit meskipun fungsinya penting dalam fungsi kehidupan manusia sehari-hari seperti mikroorganisme yang baik untuk tubuh. Museum unik ini dibuka pada 30 September 2014 lalu.
Banyak pameran di Micropia berfokus pada keberadaan mikroba dalam kehidupan sehari-hari. Pameran ini terdiri dari mikroba hidup serta representasi virtual mikroba.
Micropia juga merupakan museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk kehidupan mikroskopis kecil. Mikroba tentu ada di mana-mana dan berada di sekitar kita, namun contoh yang paling terkenal, seperti bakteri dan virus, seringkali dianggap sebagai suatu keburukan serta sumber penyakit.
Hal inilah yang mendasari salah satu tujuan utama pembuatan Museum Micropia adalah untuk membangun pandangan yang lebih positif tentang mikroorganisme. Termasuk perannya dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan masa depan kita.
Museum modern ini melayani pengunjung dengan pikiran ilmiah dan rasa ingin tahu, serta memberikan pengenalan yang menyenangkan tentang subjek yang menarik ini untuk anak-anak di Amsterdam tak terkecuali orang tua mereka.
Micropia terletak di dalam Ledenlokalen, sebuah monumen Amsterdam yang ikonik di sebelah Kebun Binatang Artis Royal di lingkungan Plantage yang hijau dan luas.
Micropia ini sudah sepatutnya diluncurkan di Amsterdam. Karena bagaimana pun, di sinilah pada tahun 1674 orang Belanda bernama Antoni van Leeuwenhoek yang dikenal sebagai bapak pendiri mikrobiologi menjadi orang pertama yang menemukan mikroorganisme.
Museum ini terletak tepat di sebelah Kebun Binatang Royal Artist. Micropia ini dibuka dengan tujuan utama mengisi kesenjangan pengetahuan antara komunitas ilmiah dan masyarakat umum.
Dengan adanya museum ini, hal tersebut bisa menjadi inspirasi dan pandangan baru di kalangan muda dan tua dengan menunjukkan kepada pengunjung hubungan positif antara mereka dan mikroba.
Hal ini memastikan setiap pengunjung mulai dari anak-anak yang tidak memiliki pengetahuan tentang mikroba hingga ahli yang paling paham bisa mendapatkan pengetahuan yang mereka inginkan dari museum. Dan setelah berkunjung ke Micropia, semua pengunjung diharapkan bisa melihat diri sendiri dan dunia dengan cara yang baru.
Tertarik untuk berkunjung ke Museum Micropia? Semoga ini menjadi inspirasi untuk anak muda dalam mengenal lebih dalam tentang biologi ya.
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
Ulasan
-
Batik Kuansing, Ikon Budaya Pacu Jalur yang Bisa Dibawa Pulang
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
-
Review Film Sihir Pelakor: Teror Sabdo Pandito dalam Balutan Horor Religi
-
Ulasan Novel Hazel Says No: Keberanian Hazel dalam Menolak Eksploitasi
Terkini
-
5 HP Murah RAM Gede, Biar Multitasking Bisa Juga
-
Elizabeth Olsen Terjebak Cinta Segitiga di Film Eternity, Intip Trailernya
-
Sinopsis Film Son Of Sardaar 2, Dibintangi Ajay Devgan dan Mrunal Thakur
-
The Boyz Hadirkan Nuansa Musim Panas yang Segar di Teaser MV Lagu 'Aura'
-
Jari Lincah, Pikiran Kritis: Menavigasi Labirin Digital Pelajar Masa Kini